Selasa, 5 November 2024 – 15:54 WIB
Jakarta – Penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meningkat sesuai ekspektasi perseroan, di tengah masih tingginya dana perbankan dan permasalahan perekonomian. Bahkan, tingkat pertumbuhan kredit BTN lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional.
Baca juga:
Bank menolak pengajuan KPR? 8 alasan yang harus Anda ketahui
Pertumbuhan pinjaman dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 sebesar 13,05 persen tahun demi tahun (tahun) menjadi Rp355,2 triliun. Pada industri perbankan nasional, pertumbuhan kredit selama setahun terakhir sebesar 11,4 persen.
Direktur BTN Nixon Napitupulu mengatakan peningkatan penyaluran kredit didukung oleh key driver antara lain KPR subsidi dan nonsubsidi, serta kredit konstruksi untuk mendukung penyediaan perumahan bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga:
Swasta mau sumbangkan tanah untuk 3 juta rumah, Menteri Ara tawarkan fleksibilitas regulasi
“Hal ini menunjukkan permintaan KPR di pasar masih tinggi. “BTN optimis laju pertumbuhan kredit akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” kata Nixon di Jakarta, Selasa 5 November 2024.
Baca juga:
Ara meyakinkan menteri akan mengejar target 3 juta rumah dengan anggaran minimal
Nixon mengatakan, pertumbuhan kredit BTN akan tetap di angka dua digit karena minat beli rumah masih tinggi. Hal ini terutama tercermin pada penyaluran KPR subsidi skema Dana Likuiditas Perumahan (FLPP) yang kuotanya akan habis pada Agustus 2024.
Selanjutnya, BI memutuskan untuk menerapkan kebijakan stimulus likuiditas makroprudensial (KLM) pada sektor padat karya, termasuk sektor perumahan. Untuk itu, Nixon mengapresiasi langkah bank sentral yang memberikan tambahan likuiditas bagi BTN yang fokus bisnisnya pada pembiayaan sektor perumahan.
Nixon mengatakan dukungan regulasi dan pemerintah terhadap sektor perumahan sangat penting karena sektor tersebut berdampak negatif terhadap 185 subsektor padat karya lainnya.
“Menurut perhitungan BTN, setiap pembangunan satu rumah dapat menarik lima orang pekerja, sehingga membangun 100.000 rumah dalam setahun akan menarik 500.000 pekerja. Dengan pembangunan berkelanjutan, ekosistem perumahan dapat terus bergerak hingga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” kata Nixon. .
Lebih lanjut, Nixon optimistis Program 3 Juta Rumah Setahun yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan membantu pertumbuhan kredit BTN ke depan.
Diketahui, dalam rangka program ini, negara akan membangun dua juta rumah di pedesaan, termasuk perbaikan atau renovasi rumah liar. Menurut BTN, renovasi perumahan ilegal dapat meningkatkan kebutuhan bahan bangunan, tenaga bangunan, dan kredit lebih cepat karena lahan dan bangunan sudah tersedia sejak awal.
“BTN siap mendukung tindakan pemerintah dengan memberikan pendanaan untuk renovasi rumah tinggal di pedesaan. Menurut perkiraan yang ada, jumlah rumah hunian masih berkisar 25 juta di seluruh Indonesia. “Jadi, tidak hanya membangun rumah baru, tapi juga merenovasi rumah yang sebelumnya tidak layak huni bisa menjadi sarana menggairahkan perekonomian desa,” tutupnya.
Halaman selanjutnya
Nixon mengatakan dukungan regulasi dan pemerintah terhadap sektor perumahan sangat penting karena sektor tersebut berdampak negatif terhadap 185 subsektor padat karya lainnya.