Cegah PMI Jadi Korban TIP, Agus Andrianto Kerahkan 146 Pengawas Imigrasi di Pedesaan

Rabu, 6 November 2024 – 01:14 WIB

Jakarta, VIVA- Kementerian Imigrasi dan Reformasi (Kementerian Imipas) telah mengerahkan 146 petugas imigrasi dari seluruh Indonesia sebagai Pengawas Imigrasi Pedesaan (Pimpasa). Sementara itu, salah satu tujuan pengerahan ratusan petugas imigrasi tersebut adalah untuk mencegah korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jika ingin menjadi pekerja migran di luar negeri.

Baca juga:

Di sini, 8 desa rusak parah akibat ledakan Gunung Levotobi.

Menteri Imigrasi dan Reformasi Agus Andrianto mengatakan, pelaksanaan Bantuan Migrasi Desa dan pengangkatan Pejabat Pengawas Imigrasi Perdesaan (Pimpasa) merupakan perwujudan cita-cita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya Presiden dan Wakil Presiden RI. cita-cita ketujuh, yaitu memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, perjudian, dan perdagangan orang.

“Pemeriksa Imigrasi Perdesaan juga merupakan wujud implementasi program percepatan 13 Kementerian Imigrasi dan Reformasi Kedelapan yang menekankan pada pencegahan TPPO dan TPPM,” kata Agus, Selasa, 5 November 2024.

Baca juga:

Menteri Migrasi Agus Andrianto: Tidak ada program 100 hari

Menteri Imigrasi dan Reformasi Agus Andrianto

Menurutnya, masyarakat Indonesia berhak melakukan segala cara untuk meningkatkan taraf hidupnya, termasuk memilih kesempatan kerja di luar negeri. Namun, pemerintah perlu mengambil tindakan yang lebih ringan dalam kasus ini.

Baca juga:

Migrasi Bekasi akan menggelar rapat koordinasi Timpora dan fokus pada penguatan perlawanan terhadap pengungsi

“Untuk meminimalisir risiko manipulasi dan perdagangan manusia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam proses penyiapan dan pendistribusian calon pekerja migran Indonesia (CPMI),” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian RI, Airlanga Hartarto pada 27 Maret 2024. Pada tahun 2023, jumlah penempatan PMI tercatat sebanyak 274.965 orang atau naik 37 persen dari tahun 2022 dan 176 persen dari tahun 2024.

Sementara itu, data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Laporan Statistik Kependudukan dan Pergerakan Tenaga Kerja Tahun 2023 menunjukkan bahwa pada tahun 2022, 99,8% PMI di sektor informal adalah perempuan. Dari segi tingkat pendidikan, lebih dari 70% PMI merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Agus mengatakan, tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mencari kekayaan ke luar negeri tidak dibarengi dengan literasi yang memadai. Oleh karena itu, lanjut mantan Vacapolitan ini, ia menegaskan tidak ada celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menipu dan menawarkan janji kesejahteraan selama bekerja ilegal di luar negeri yang berujung pada bencana.

Oleh karena itu, melalui kehadiran Pimpasa di Desa Migrasi, Kementerian Immipas senantiasa mengedukasi masyarakat, termasuk siswa SMA, untuk memberikan informasi yang benar saat mengajukan paspor, ”ujarnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan, bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri harus mendaftar melalui lembaga yang disetujui BP2MI. Padahal, menurutnya, pekerja migran mempunyai kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara, mereka harus didorong dan dilindungi semaksimal mungkin.

“Departemen Imigrasi dan Pemasyarakatan mendukung penuh pencegahan dan pemberantasan TPPO dan TPPM untuk lebih memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada masyarakat,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Sementara itu, data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Laporan Statistik Kependudukan dan Pergerakan Tenaga Kerja Tahun 2023 menunjukkan bahwa pada tahun 2022, 99,8% PMI di sektor informal adalah perempuan. Dari segi tingkat pendidikan, lebih dari 70% PMI merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Halaman selanjutnya



Sumber