Daftar alasan Kamala Harris kalah dari Trump pada pemilu 2024

Kamis, 7 November 2024 – 10:40 WIB

Amerika Serikat, VIVA – Kekalahan Kamala Harris dari Donald Trump pada pemilu 2024 mengejutkan banyak pihak, terutama pendukung Partai Demokrat. Sebagai Wakil Presiden AS, Harris mendapat dukungan utama. Namun, ada beberapa faktor penting yang membuatnya mampu meyakinkan pemilih atas pilihannya. Laporan dari BBC Amerikaberikut beberapa alasan utama yang dianggap menjadi penyebab kekalahannya.

Baca juga:

Joe Biden mengucapkan selamat kepada Donald Trump dan mengundangnya ke pertemuan di Gedung Putih

Ikat rekor Joe Biden

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat Joe Biden

Baca juga:

Para pengamat mengatakan Israel akan mendapat lebih banyak dukungan dari Trump

Sebagai wakil presiden, Harris berjuang untuk memisahkan diri dari kebijakan dan keputusan Presiden Joe Biden yang saat itu tidak populer. Selama masa jabatannya, tingkat dukungan terhadap Biden berkisar sekitar 40%, dan sebagian besar warga Amerika menganggap negara mereka sedang menuju ke arah yang salah.

Meski Harris berusaha menampilkan dirinya sebagai pemimpin baru, ia kerap dibayangi oleh Biden. Ia tidak sepenuhnya menjauhkan diri dari kebijakan Biden, yang dipandang sebagai kegagalan, namun ia juga tidak secara jelas mengartikulasikan perbedaan yang kuat dalam posisinya mengenai masalah ini. Akan sulit bagi Harris untuk menunjukkan bahwa ia akan membawa perubahan yang diperlukan.

Baca juga:

Donald Trump menang, Kamala Harris meminta pendukungnya menerima hasil pemilu

Kampanye yang tidak fokus pada permasalahan utama umat

Kamala Harris menjadi kandidat kuat pengganti Joe Biden

Kamala Harris menjadi kandidat kuat pengganti Joe Biden

Di tengah besarnya kekhawatiran warga AS terhadap perekonomian, kenaikan harga, dan ketidakpastian finansial, Kamala Harris belum mampu memberikan solusi yang meyakinkan. Banyak pemilih berharap Harris punya rencana konkrit untuk menyelesaikan masalah ekonomi.

Sayangnya, ia enggan menawarkan solusi langsung, terutama terkait dengan meningkatnya biaya hidup yang semakin memberikan tekanan pada masyarakat kelas pekerja. Berdasarkan survei ini, tiga dari sepuluh pemilih merasa kondisi keuangan keluarganya semakin terpuruk, dan sembilan dari sepuluh pemilih sangat khawatir dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Keberhasilan menarik basis pemilih yang kuat

Harris berharap dapat memanfaatkan basis pemilih Demokrat yang mendukung Biden pada tahun 2020, termasuk pemilih kulit hitam, pemilih Latin, pemilih muda, dan pemilih perguruan tinggi di pinggiran kota. Namun, jajak pendapat keluar menunjukkan bahwa dia kehilangan dukungan di beberapa kelompok ini.

Harris melihat dukungannya turun 13 poin di kalangan pemilih Latin, dua poin di antara pemilih kulit hitam, dan enam poin di antara pemilih di bawah 30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok kunci tersebut tidak cukup terwakili atau termotivasi untuk mendukungnya.

Strategi serangan Trump yang tidak efektif

Pidato kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS

Pidato kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS

Foto:

  • (Foto AP/Julia Demari Nickinson)

Selama kampanyenya, Harris mencoba menggambarkan Trump sebagai ancaman terhadap demokrasi AS. Dia mengkritik Trump sebagai pemimpin yang “tidak stabil” dan “gila” yang bertujuan mengingatkan pemilih akan masa lalu Trump yang kontroversial. Namun pendekatan tersebut justru kurang efektif karena pemilih yang sudah mengenal Trump ingin mengetahui apa rencana spesifik Harris jika terpilih. Beberapa ahli mengatakan Harris lebih fokus menyerang Trump daripada mengutarakan pandangannya.

Halaman selanjutnya

Di tengah besarnya kekhawatiran warga AS terhadap perekonomian, kenaikan harga, dan ketidakpastian finansial, Kamala Harris belum mampu memberikan solusi yang meyakinkan. Banyak pemilih berharap Harris punya rencana konkrit untuk menyelesaikan masalah ekonomi.

Halaman selanjutnya



Sumber