Gunung Semeru beberapa kali meletus dengan letusan hingga ketinggian 1 km di atas puncak Mahameru.

Kamis, 7 November 2024 – 08:58 WIB

Lumajang, VIVA – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 7 November 2024 pagi, tercatat beberapa kali terjadi letusan disertai letusan dengan ketinggian hingga 1 km dari puncak Mahameru.

Baca juga:

Kamis pagi, Gunung Levotobi kembali meletus dengan awan panas setinggi 1.000 meter.

Berdasarkan keterangan petugas pos pengamatan Gunung Semeru Lumajang, tercatat pada 7 November 2024 pukul 00.00 hingga 08.00 WIB terjadi 10 kali letusan dengan ketinggian bervariasi antara 300 meter hingga 1000 meter. meter dari puncak.

Ledakan pertama terjadi pada pukul 00.24 WIB, tinggi ledakan teramati pada ketinggian sekitar 600 meter dari puncak, dan teramati kolom abu berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. amplitudo maksimal 22 mm dan durasi 122 ,” kata petugas pos pengamatan gunung Semeru Ghufron Alvi dalam keterangan tertulisnya di Lumajang, Kamis.

Baca juga:

Menko PMK memastikan penanggulangan letusan Gunung Levotobi jantan terkendali dengan baik

Gunung Semeru terbakar pada pukul 05:21 WIB, Dushanbe, 12 Agustus 2024 akibat keluarnya abu vulkanik pada ketinggian 800 meter dari puncak.

Kemudian ledakan kedua terjadi pada pukul 00.51 WIB, ketinggian kolom ledakan lebih tinggi dibandingkan ledakan pertama, yakni sekitar 800 meter dari puncak atau 4.476 meter dari permukaan laut.

Baca juga:

PVMBG menaikkan status vulkanik Gunung Iya di Ende, NTT

Kolom abu gunung berapi juga teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Ledakannya terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 137 detik, ujarnya.

Komposisi ketiga terjadi pada pukul 05.26 WIB, tinggi kolom ledakan teramati pada ketinggian 1000 meter dari puncak, dimana ledakan tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan ledakan sebelumnya, dan teramati abu berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal. selatan dan barat daya. , namun amplitudo maksimumnya berkurang menjadi 22 mm dan durasi ledakannya berkurang menjadi 130 detik.

Setelah itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa berturut-turut meningkat pada pukul 06.20 WIB, 06.28 WIB, 06.46 WIB, 07.07 WIB, 07.16 WIB, 07.22 WIB, dan 07.45 WIB dengan ketinggian terpantau 500 meter lebih tinggi dari 530 meter.

Kawasan Gunung Bromo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kawasan Gunung Bromo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

“Teramati kolom abu berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas sedang ke arah selatan dan barat daya. Bahkan saat dilaporkan, erupsi masih berlangsung,” ujarnya.

Sebanyak 10 ledakan yang terjadi secara terus menerus pada Kamis pagi selama delapan jam tidak menimbulkan dampak serius karena aktivitas warga tetap berjalan seperti biasa di lereng Gunung Semeru.

Dijelaskannya, Gunung Semeru masih dalam status siaga sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi yakni melarang masyarakat melakukan aktivitas apa pun di wilayah tenggara Besuk Kobokan sebanyak delapan kali dilakukan. kilometer dari puncak (pusat letusan).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam jarak 500 meter dari bantaran sungai (batas sungai) sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko menyebarkan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer. dari atas

Masyarakat juga tidak diperbolehkan beroperasi dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya longsor (volatile), ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga harus mewaspadai kemungkinan terjadinya awan panas, guguran lahar, dan hujan lahar di sepanjang sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. serta potensi lahar pada sungai – sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan. (semut)

Halaman selanjutnya

Sumber: VIVA/Uki Rama

Jaksa meminta hakim membatalkan gugatan keluarga Rafael Alun dan menyita aset akibat hasil TPP



Sumber