Indonesia masih kekurangan akses terhadap sanitasi yang layak

Karawang, Viva – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam hal akses terhadap sanitasi yang memadai. Menurut data Bank Dunia pada tahun 2020, sekitar 100 juta orang di Indonesia masih kekurangan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, dan sekitar 60 juta orang Indonesia tidak punya pilihan selain buang air besar di tempat terbuka, seringkali di tanah atau di sungai. . Keadaan ini turut berkontribusi terhadap tingginya pencemaran sumber air minum yang berujung pada penyebaran penyakit diare yang merupakan salah satu penyebab utama kematian anak balita, menurut Portal Air Indonesia (2022).

Baca juga:

Wapres Gibran meninjau JSDP Zona 1 agar pengelolaan sampah dan sanitasi berjalan baik

Proyek Borgen (2020) mencatat bahwa setidaknya terdapat 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini di Indonesia setiap tahunnya, dan sanitasi yang buruk menyebabkan kerugian negara sebesar $3,3 miliar per tahun.

Melalui program WASH+, CCEP Indonesia bersama mitra pelaksana Water Management Indonesia (WSI) dan Safe Water Gardens (SWG) melaksanakan serangkaian intervensi di desa Kutamaneuh. Inisiatif ini dimulai dengan sensus desa untuk mengambil pendekatan berbasis data dalam merancang akses terhadap air bersih, sanitasi dan fasilitas pengelolaan sampah; pembangunan fasilitas air dan limbah dengan sistem
penggunaan kembali air untuk pertanian; serta serangkaian pelatihan bagi masyarakat dan aparat desa untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya sanitasi dan gizi serta membekali mereka dengan keterampilan usaha, pengelolaan sampah dan pengembangan proposal peningkatan sumber pendanaan pedesaan untuk fasilitas air bersih, sanitasi dan pengelolaan sampah. .

Baca juga:

Pramono berjanji akan meningkatkan pasokan air bersih Jakarta jika terpilih menjadi gubernur

Program Kepulauan WAVASAN

“Melalui peluncuran WAWASAN Nusantara, kami bermaksud memperluas pendekatan WASH+, yaitu program pengelolaan air masyarakat yang berbasis pada integrasi pengelolaan sampah dan nutrisi berkelanjutan. Pengembangan program ini tidak hanya akan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi. namun juga memungkinkan terciptanya kesehatan yang lebih baik melalui peningkatan pangan dan penciptaan peluang ekonomi melalui usaha kecil dan pertanian, sehingga menjadi salah satu solusi permasalahan saat ini di Indonesia. pemangku kepentingan terkait, kami berkolaborasi dalam tindakan yang berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan masyarakat dan lingkungan guna mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030.” jelas Lucia Karina, Direktur Hubungan Masyarakat, Komunikasi dan Keberlanjutan CCEP Indonesia.

Baca juga:

Pj Gubernur mengatakan Gibran datang ke Jakarta “mencari masalah”.

Seperti diketahui, pada Rabu 6 November 2024, Coca-Cola Indonesia European Partners (CCEP Indonesia) meluncurkan program WAWASAN Nusantara (WASH Management, Waste Management, dan Food for the Archipelago) di Desa Kutamaneuh, Karawang, Jawa Barat. .

Program ini merupakan kelanjutan dari program WASH+ (akses terhadap air, sanitasi dan kebersihan+), yang telah menunjukkan keberhasilan upaya pengelolaan air berbasis masyarakat, dan merupakan dasar dari pendekatan holistik program tersebut.

WAWASAN Nusantara merupakan program WASH+ yang diperluas cakupannya untuk mengelola limbah padat dan cair, meningkatkan gizi masyarakat melalui pengembangan pertanian skala rumah tangga, dan memberdayakan usaha kecil berbasis pengelolaan limbah dan produk pertanian. Pendekatan holistik ini berfokus pada hubungan antara air, sanitasi, pengelolaan limbah dan nutrisi dalam mendorong pembangunan masyarakat berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini secara holistik, WAWASAN Nusantara bertujuan untuk menciptakan perubahan positif yang bertahan lama dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sebagai bagian dari acara pembukaan, CCEP Indonesia menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “Pendekatan Terpadu untuk Menjamin Akses terhadap Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan: Analisis Proyek Berbasis Masyarakat.”

Fani Vedahuditama dari Badan Perairan Indonesia menekankan pentingnya proses sensus desa dalam program WASH+, dengan menyatakan: “Sensus ini memungkinkan kami mengukur indikator-indikator utama dan merancang intervensi berdasarkan data. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.”

Sementara itu, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat, Eka Jatnika Sundana, ST., MA, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam mencapai tujuan pembangunan. pembangunan berkelanjutan. . “Program seperti WAWASAN Nusantara yang menggunakan pendekatan holistik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat penting dalam mempercepat pencapaian tujuan pembangunan. Kami mengapresiasi inisiatif tersebut
CCEP Indonesia dan berharap untuk melihat lebih banyak kolaborasi serupa di masa depan. “

Perkembangan ini juga disambut baik oleh Bupati Tegalwaru Bunawan, “Program WASH+ telah membawa perubahan positif bagi masyarakat Kutamaneuh. Kami optimis WAWASAN Nusantara akan memperluas manfaat tersebut dan berkontribusi dalam meningkatkan keberlanjutan dan kualitas hidup masyarakat sebagai keseluruhan.

Karina menambahkan, “Kami berharap pengembangan program WASH+ dapat memberikan dampak komprehensif dan positif bagi WAWASAN Nusantara. Pendekatan terpadu yang menghubungkan pengelolaan air, sanitasi, sampah, dan pangan sangat penting untuk menciptakan dampak berkelanjutan dan mendukung tujuan pembangunan nasional. “Kerja sama dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, kami berharap program ini dapat menjadi model untuk diterapkan di daerah lain.”

Sebagai bagian dari rencana aksi keberlanjutan CCEP Indonesia, It’s Forward, WAWASAN Nusantara sejalan dengan fokus kami pada pengelolaan dan pengemasan air berkelanjutan, khususnya tujuan mencapai 100% penggunaan air terbarukan di lokasi-lokasi prioritas pada tahun 2030. Selain itu, program ini juga akan berkontribusi pada upaya perusahaan
menciptakan dunia tanpa sampah melalui ekonomi inklusif.

Metodologi berbasis data dan strategi pemberdayaan masyarakat, yang terbukti efektif dalam WASH+, akan mendukung implementasi WAWASAN Nusantara. Dengan kerjasama dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, WAWASAN Nusantara mengharapkannya
menjadi katalisator percepatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Halaman selanjutnya

Sebagai bagian dari acara pembukaan, CCEP Indonesia menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “Pendekatan Terpadu untuk Menjamin Akses terhadap Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan: Analisis Proyek Berbasis Masyarakat.”

Halaman selanjutnya



Sumber