Jumat, 8 November 2024 – 19:40 WIB
Jakarta, VIVA- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi sektor manufaktur Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Baca juga:
Sri Mulyani membebaskan bea masuk terhadap 19 jenis barang impor, ada body box
Ia menjelaskan, hal tersebut terlihat dari penerapan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang masih berada di wilayah penurunan selama 4 bulan berturut-turut. Yuk lanjutkan browsing artikel selengkapnya di bawah ini.
Selanjutnya kondisi global, aktivitas manufaktur juga tercatat melemah sebesar 49,4, dan penurunan ini terjadi sejak Juli (2024). kata Sri Mulyani dalam jumpa pers KiTA APBN di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 8 November 2024.
Baca juga:
Ekonomi RI tumbuh 5 persen pada Q3 2024, kata Sri Mulyani
Namun Menkeu mengakui, banyak negara lain di dunia yang juga mengalami kondisi serupa, dimana sektor produksinya juga menghadapi permasalahan berupa stagnasi bahkan penurunan.
Baca juga:
Sri Mulyani blak-blakan soal alasan Prabowo membubarkan Badan Kebijakan Fiskal
Sebab, menurutnya, dibandingkan negara lain di dunia, hanya India yang perkembangan sektor manufakturnya paling tinggi.
“Sementara sebagian besar (negara) lain mengalami stagnasi bahkan kontraksi.” kata Menteri Keuangan.
Namun Sri Mulyani juga mengakui bahwa situasi sektor manufaktur Indonesia belum bisa dikatakan dalam keadaan baik.
Bahkan dibandingkan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Singapura, Filipina, dan Thailand, kondisi sektor manufaktur Indonesia saat ini masih tertinggal.
“Negara kita masih terpuruk di angka 49,2, sedangkan Filipina, Vietnam, Singapura, bahkan Thailand sudah di angka 50.” katanya.
Halaman berikutnya
Namun Sri Mulyani juga mengakui bahwa situasi sektor manufaktur Indonesia belum bisa dikatakan dalam keadaan baik.