Jumat, 8 November 2024 – 12:59 WIB
Ya, HIDUP – Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara meminta industri peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online alias pinjol mempertimbangkan penurunan suku bunga pinjaman. Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga kebijakan The Fed sebesar 25 basis poin (bps).
Baca juga:
DPR meminta pemerintah melarang perusahaan media sosial menerima iklan Judol
Mirza mengatakan, pengurangan ini harus dipertimbangkan untuk mendorong literasi keuangan dan inklusivitas masyarakat. Mirza menyampaikan hal ini pada konferensi OECD/INFE-OJK “Pemberdayaan konsumen melalui pendidikan keuangan”.
“Apakah suku bunga pinjaman P2P akan turun atau tidak, jadi menurut saya industri juga harus menganalisis, harus membuat penilaian yang baik. Jika kita benar-benar ingin mendorong lebih banyak inklusi keuangan, silakan tingkatkan literasi keuangan, dan pertimbangkan juga bebannya. biaya pembiayaan yang membebani konsumen,” kata Mirza di Westin, Nusa Dua Bali, Jumat, 8 November 2024.
Baca juga:
Rupee menguat pada Jumat pagi setelah penurunan suku bunga Federal Reserve
Mirza mengatakan penurunan suku bunga The Fed diperkirakan akan terus berlanjut hingga 100bps. Dengan demikian, bank sentral dunia diperkirakan juga akan menurunkan suku bunga kebijakannya.
Baca juga:
IHSG diperkirakan melemah pada kuartal III akibat penurunan suku bunga The Fed dan stagnasi perekonomian.
“Jadi mungkin ada 75 basis poin atau bahkan 100 basis poin lagi yang akan dipotong oleh Federal Reserve, dan mungkin bank sentral di seluruh dunia juga akan memangkas suku bunganya,” katanya.
Oleh karena itu, OJK menerbitkan aturan baru mengenai suku bunga pada platform peer-to-peer (P2P) lending, yakni pinjaman online (pinjol). Melalui sistem ini, suku bunga pinjaman diturunkan secara bertahap, dari 0,3-0,1 persen per hari.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.06/2023 tentang Penyelenggaraan Jasa Pembiayaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi.
Direktur Eksekutif Pengawasan Lembaga Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML), Agusman mengatakan saat ini bunga pinjaman sebesar 0,4 persen per hari. Namun, pembiayaan konsumen akan turun sebesar 0,3 persen per hari mulai Januari 2024, sebesar 0,2 persen pada tahun 2025, dan sebesar 0,1 persen mulai tahun 2026 dan seterusnya.
“Nanti bertahap turun, kalau ditanya kenapa? Karena perlu penyesuaian. Tidak bisa turun 0,1 persen sekaligus, nanti industri bisa terganggu,” kata Agusman di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat. . 2023.
Sedangkan suku bunga pembiayaan produksi tahun 2024-2025 sebesar 0,1 persen per hari. Setelah tahun 2026 naik menjadi 0,67 persen per hari.
“Kenapa produktivitasnya rendah, itu untuk menggairahkan kegiatan produksi. Karena usaha kecil dan menengah kita masih melakukan kegiatan produksi, maka salah satu kendalanya adalah mahalnya biaya tersebut,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.06/2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pembiayaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi.