Senin, 11 November 2024 – 04:10 WIB
Sumatera Utara, VIVA – Calon gubernur nomor urut 1 Sumut, Bobby Nasution, banyak mengalami kemunduran pembangunan yang tak kunjung usai saat ia menjadi Wali Kota Medan. Kini, masyarakat Kota Medan harus merasakan kegagalan kepemimpinan Bobby.
Baca juga:
Wakil Gubernur Jambi Letjen TNI (Purn) Sudirman mengkritik aktivitas Presiden Haris-Sani saat ini.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPD PDI-P Bidang Hubungan Politik Sumut Aswan Chaya. Ia mengatakan, Sumut tidak membutuhkan gubernur yang ibu kotanya dari mertuanya, mantan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
“Sumut tidak membutuhkan gubernur yang hanya mengandalkan kekuatan kerabat dan berani. Ini masa lalu yang harus segera ditinggalkan oleh masyarakat Sumut,” kata Aswan dalam keterangan yang diperoleh VIVA, Minggu. 10 November 2024.
Baca juga:
Makna Pepatah Jawa yang diucapkan Ahmad Lutfi pada Debat Kedua Pilgub Jateng.
Aswan mencatat, pada masa kepemimpinan Bobby Nasuyoun sebagai Wali Kota Medan, sebagian besar pembangunan di Kota Medan dilakukan atas sumbangan kekuasaan yang diberikan oleh kerabatnya.
Baca juga:
Ahmad Lutfi mencabut kartu petani karena pembagian yang tidak merata
“5 tahun berkuasa di Kota Medan, saat mertua berkuasa. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa yang luar biasa, hanya kegagalan yang tersisa setelah kekalahan yang luar biasa,” kata Aswan.
Aswan membawa janji program kerja Bobby Nasution saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota untuk mengatasi banjir di Kota Medan. Belum selesai, mereka sudah ingin menguasai Sumut.
“Saat dia mencalonkan diri sebagai wali kota, banjirnya setinggi lutut. Tapi saat dia berkuasa di Medan, banjirnya malah setinggi pinggang. Rencana mengembangkan Medan menjadi kota metropolitan benar-benar gagal. Seperti kegagalan lampu Pokong paketnya, pembangunan Stadion Teladan belum selesai, “Saya kira Teladan (Stadion) belum selesai,” kata Aswan.
Aswan mengkritisi, di bawah kepemimpinan Bobby Nasutioni, jalanan utama Kota Medan sangat padat sehingga mengakibatkan banyak lubang dan saluran air yang tidak ditutup dengan baik sehingga sangat membahayakan pengemudi.
“Sudah saatnya masyarakat Sumut meninggalkan beliau, karena ibu kota pahlawannya sudah tidak terlihat lagi, ketua sudah tidak berkuasa lagi. Jadi, apa yang diharapkan dari beliau dengan rendahnya prestasi yang diraihnya selama ini? Walikota,” kata Aswan.
Aswan mengatakan, Sumut membutuhkan pemimpin yang tahu cara bekerja dan tidak mengandalkan diri sendiri, meski tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.
“Masyarakat Sumut membutuhkan Ayah Edi-Hasan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang memiliki tekad kuat untuk membangun Sumut,” kata Aswan.
Halaman berikutnya
“Saat dia mencalonkan diri sebagai wali kota, banjirnya setinggi lutut. Tapi saat dia berkuasa di Medan, banjirnya malah setinggi pinggang. Rencana mengembangkan Medan menjadi kota metropolitan benar-benar gagal. Seperti kegagalan lampu Pokong paketnya, pembangunan Stadion Teladan belum selesai, “Saya kira Teladan (Stadion) belum selesai,” kata Aswan.