Minggu, 10 November 2024 – 10:03 WIB
VIVA – Setiap tahunnya tanggal 10 November selalu diperingati dengan kemegahan tersendiri yaitu diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Kita mengenang kembali jasa-jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa dan negara tercinta. Namun saat ini perjuangan tidak hanya di medan perang, namun juga di bidang pendidikan, dimana guru honorer kini telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka memberikan diri mereka dengan sabar dan rajin, meskipun mereka menghadapi kesulitan besar, yang seringkali tidak sebanding dengan imbalan yang mereka terima.
Baca juga:
Gibran menaburkan bunga di makam Ainun Habibie dan Ani Yudhoyono
Meski tidak berseragam tentara atau tidak tampil di kancah nasional untuk melawan penjajah, namun mereka tidak banyak berkontribusi dalam pembangunan peradaban bangsa ini, khususnya pendidikan moral (Pancasila) yang akhir-akhir ini mulai berangkat dari kita. budaya. sebuah bangsa oriental.
Guru honorer menjadi pilar utama dalam membangun masa depan bangsa, khususnya dalam menyongsong emas Indonesia 2045 yang selama ini digalakkan pemerintah. Mereka mencerdaskan anak bangsa, menghabiskan waktu, tenaga bahkan uang pribadi untuk melengkapi fasilitas belajar mengajar yang seringkali tertantang dengan berbagai keterbatasan. Tak jarang mereka yang bekerja dengan penghasilan minim, tanpa jaminan jaminan sosial yang memadai, masih mengabdi pada negara.
Baca juga:
Cara aman membeli motor bekas agar tidak tertipu
Betapa mirisnya penerus Raden Ajeng Kartini di dunia pendidikan, dengan penuh semangat “Setelah hujan datanglah matahari”. Guru honorer atau guru Daerah Khusus Jakarta yang sudah terjun di dunia pendidikan bersedia mengajar matematika di dua SMK swasta (SMK di Jakarta Timur dan SMK di Jakarta Selatan) sekaligus. Pahlawan tanpa tanda jasa ini harus membagi waktunya selama seminggu untuk mengarungi panas, hujan, polusi, dan kemacetan kota metropolitan sesuai keinginan hatinya dan mengajar para siswa tanpa mengeluh. Namun para guru, guru atau guru emeritus ini menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi yang mereka ajar saat ini, dan mereka terus mengajar dengan semangat yang luar biasa.
“Bukankah hal ini terjadi karena minimnya pendapatan yang mereka peroleh saat ini? Dimana tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi hak guru honorer? Bagaimana dengan komitmen terhadap kesejahteraan guru?”
Baca juga:
Prabowo Tandatangani PP Keringanan Kredit Macet UMKM, Ini Isinya
Kita sering mendengar istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” untuk menyebut guru, apalagi jika menyangkut guru honorer. Mereka tidak menuntut pujian dan pujian, namun memberikan seluruh kekuatannya kepada murid-muridnya. Pengorbanan mereka merupakan bentuk nyata rasa cinta terhadap tanah air dan menunjukkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti berjuang di medan perang, namun bisa menjadi bentuk dedikasi terhadap pendidikan generasi penerus.
Di Hari Pahlawan ini, hendaknya kita lebih memberikan apresiasi atau setidaknya rasa hormat terhadap guru-guru kita yang terhormat. Pemerintah dan masyarakat hendaknya melihat, membuka mata seluas-luasnya untuk memandang serius peran guru honorer, bukan hanya sekedar bahan pembicaraan politik, apalagi menjadi meja visi dan misi para pengambil kebijakan saat ini. Peningkatan tingkat kesejahteraan dan status guru honorer merupakan bentuk apresiasi yang pantas atas pengabdian mereka yang ikut serta dalam pelaksanaan amanah. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD), yaitu turut serta mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara”.
Semoga di Hari Pahlawan ini kita tidak hanya mengenang jasa-jasa para pejuang masa lalu seperti kita menghormati Bung Tomo, Bung Karno-Bung Hatta dan saudara-saudara lainnya. Namun kami juga mengapresiasi para pahlawan masa kini, kelanjutan semangat Ki Khadchar Devantara, yaitu para guru honorer, yang mengabdikan dirinya sepenuhnya pada pendidikan nasional dan negara. Karena merekalah pahlawan sejati, tanpa tanda jasa, namun penuh kesetiaan terhadap negara tercinta – Indonesia.
Peluang pergantian kepemimpinan yang saat ini dipimpin oleh Prabowo-Gibran, dengan harapan besar dunia pendidikan, mulai dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan dan Kebudayaan, bisa menghormati guru atau guru yang sekarang berantakan, perhatikan. Selain itu, program kerja 100 hari menteri-menteri baru juga harus dibuktikan secara nyata, sebab “tiga, tiga, tiga”.
Percaya dengan semangat Hari Pahlawan, Berjuang dengan semangat pendidikan, Menyampaikan dengan program pemerintah. Selamat Hari Pahlawan Nasional 2024.
Halaman berikutnya
Semoga di Hari Pahlawan ini kita tidak hanya mengenang jasa-jasa para pejuang masa lalu seperti kita menghormati Bung Tomo, Bung Karno-Bung Hatta dan saudara-saudara lainnya. Namun kami juga mengapresiasi para pahlawan masa kini, kelanjutan semangat Ki Khadchar Devantara, yaitu para guru honorer, yang mengabdikan dirinya sepenuhnya pada pendidikan nasional dan negara. Karena merekalah pahlawan sejati, tanpa tanda jasa, namun penuh kesetiaan terhadap negara tercinta – Indonesia.
Penafian: Artikel ini merupakan kiriman pengguna VIVA.co.id, dipublikasikan di saluran VStory, berdasarkan User Generated Content (UGC). Segala konten tertulis dan konten adalah tanggung jawab penulis atau pengguna.