Rabu, 13 November 2024 – 08:48 WIB
VIVA – Sore harinya, Nurhoyat terlihat sedang memperbaiki taman kecil di halaman rumahnya.
Baca juga:
Munculnya stiker Pasukan Khusus AS di ponsel Presiden Prabowo saat ditelepon Trump berasal dari…??
Jari-jarinya yang keriput dimakan usia begitu lincah memetik tumbuhan liar yang tumbuh di sela-sela pohon bayam. Tak hanya tanaman liar, sampah juga menjadi sasaran pembersihan area taman.
Kebun bayam yang luasnya tidak melebihi tiga meter persegi ini sangat terawat. Terlihat jelas bahwa taman ini, meski kecil, menjadi harapan Nurkhayoti untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga:
Menhan Syafri, Menkominfo, Kepala BIN dan Panglima TNI akan rapat pemberantasan perjudian online
Di samping kebun bayam terdapat sebidang tanah kecil yang tumbuh subur berbagai tanaman seperti cabai dan tomat.
Baca juga:
Tentara Israel sedang bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran
Seperti bayam, cabai, dan tomat, menjadi sumber penghidupan Nurhayoti dan keluarga.
Nurkhayati menyirami taman setiap pagi dan sore hari dengan dibantu putra sulungnya Usup.
Taman ini bukan milik pribadi Nurhayati dan rumah sederhana ini terletak tepat di pusat kota Purwakarta. Namun semua itu merupakan bagian dari aset milik Komando Distrik Militer (Kodim) 0619/Purwakarta.
Rumah dan taman terletak di halaman sebelah TK Persit. Salah satu lembaga pendidikan dasar bagi putra dan putri prajurit TNI.
Hanya saja, Nurhayoti sudah sangat lama tinggal di lingkungan TNI.
“Saya sudah 20 tahun di sini. Makanya, awalnya suami saya yang tinggal di sini bekerja di sekolah TNI. Suami saya, saya baru dipanggil ke sini,” kata Nurhayoti kepada VIVA Military.
Suami Nurhayoti, almarhum Rukmon, sejak tahun 2004 menjabat sebagai Wali TNI sebagai pengelola Taman Kanak-kanak “Persit KKK” yang bertugas menjaga sekolah dan lingkungannya.
Namun penyakit Rukman memaksanya meninggalkan pekerjaannya dan dia meninggal. Dan Nurhayoti memutuskan untuk melanjutkan pengabdian suaminya di TNI.
Selama 20 tahun hidupnya di sana, banyak suka dan duka yang ia alami. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah air bersih.
“Saya sudah lama pakai air PAM, tapi sering berhenti. Kadang sampai 4 bulan,” kata ibu berusia 55 tahun itu.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Nurhayoti dan putranya harus memintanya ke sebuah hotel yang letaknya jauh dari taman kanak-kanak Karthika.
Bertahun-tahun ia hanya bisa berdoa dan berharap suatu saat ada yang memperhatikan penderitaan yang dialaminya.
Doa Nurhayot Allah terkabul..
Pada Mei 2024, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk memindahkan Letkol Inf Ardiansyah dari jabatan Komandan Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad ke Komando Daerah Siliwangi dan ditugaskan ke Dandimurwa.
Suatu hari di awal kepemimpinannya, lulusan Akademi Militer tahun 2004 itu mengunjungi taman kanak-kanak Karthika. Tujuannya untuk melihat keadaan lembaga pendidikan.
Melihat kondisi taman kanak-kanak yang memprihatinkan, perwira TNI berjuluk Raja Aybon Kogila itu memutuskan untuk merestorasi bangunan dan prasarana taman kanak-kanak tersebut. Tujuannya tentu saja agar mereka yang bersekolah di sana nyaman dan menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di TK tersebut.
Dan salah satu tujuan perbaikannya adalah masalah akses terhadap air bersih. Kebetulan TNI AD juga sedang mengembangkan program TNI AD Manunggal Air.
Singkat kata, Raja Aibon dan prajurit Kodim Purvakarta bergerak mengatasi masalah tersebut. Kebetulan mess petugas juga menghadapi permasalahan yang sama.
Akhirnya mereka membawa sumur tersebut. Pipa sepanjang lebih dari 50 meter berhasil menembus kerak bumi, dan dengan satu gerakan mesin bawah air, air jernih mengalir.
Tanpa ragu, menara berkapasitas ribuan liter itu ditempatkan di ketinggian 7 meter di atas menara besi besar yang dibangun oleh tangan para prajurit.
– Alhamdulillah terima kasih bapak dan ibu Dandim sudah mementingkan nasib kami, sekarang airnya sudah penuh, – kata Nurkhayoti.
“Tujuan hidup kita adalah untuk melihat bagaimana kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu, setiap tugas tetap menjadi cerita yang bagus,” kata Raja Aybon Kogila.
Halaman berikutnya
Sumber: VIVA Militer