Imbas abu vulkanik Gunung Levatobi, ratusan turis asing asal Labuan Bajo bermigrasi ke Bali lewat jalur laut.

Jumat, 15 November 2024 – 22:53 WIB

Bali, PANJANG HIDUP – Dampak letusan Gunung Lewatobi Lako-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) memaksa wisatawan meninggalkan Labuan Bajo menuju Bali melalui jalur laut.

Baca juga:

Polda NTT meminta pendirian trauma center bagi anak-anak pengungsi ledakan Levotobi

Kepala Kantor KSOP Kelas II Benoa Capt. Menurut Herbert Elisa Paruntung Marpaung, Pelabuhan Benoa menerima 410 wisman dari Labuhan Bajo pada Jumat pagi, 15 November 2024 sekitar pukul 04.30 WITA.

Herbert mengatakan wisatawan memilih jalur laut karena penerbangan di bandara Komodo terhenti akibat abu vulkanik Gunung Levotobi.

Baca juga:

Pemerintah Provinsi Bali melarang pertunjukan joged Bumbung Jaruh karena dianggap tidak senonoh.

Letusan Gunung Levotobi pada laki-laki

Foto:

  • (Foto AP/Handrianus Emanuel)

Mereka berangkat dari Labuan Bajo pada 13 November 2024 pukul 23.00 WITA menggunakan kapal Pelni KM Binaiya. Sebanyak 1.012 penumpang KM Binaiya dilaporkan dalam kondisi baik.

Baca juga:

Penerbangan secara bertahap kembali normal di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan 399 pergerakan pesawat pada hari ini.

“Dari 1.012 orang tersebut, 412 orang penumpangnya adalah WNA. Ada yang sudah melanjutkan penerbangan dari Ngurah Rai, atau mungkin sedang menunggu penerbangan berikutnya, atau ada pula yang harus bermalam,” kata Herbert, di Pelabuhan Benoa, Bali. . Jumat, 15 November 2024.

Menurut dia, pihaknya belum melakukan tindakan khusus karena situasi masih normal. Pihaknya menyiapkan tiga kendaraan berupa 2 bus berkapasitas hanya 30 penumpang dan satu kendaraan berkapasitas 10 penumpang.

“Tidak ada pertemuan, tidak ada peristiwa besar akibat evakuasi WNA dari Labuan Bajo ke Bali,” kata Herbert.

“KM Binaiya bisa menampung 2.000 orang saat peak season, Nataru. Jadi yang masuk hari ini masih setengahnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kantor Syahbandar Benoa dan Otoritas Pelabuhan Tingkat II sedang mempersiapkan upaya mitigasi dampak letusan Gunung Levotobi di Nusa Tenggara Timur.

“Masih dinamis, tapi kami diminta mempertimbangkan mitigasi jika diperlukan opsi kapal Pelney atau kapal perintis,” kata Herbert.

Halaman selanjutnya

“Tidak ada pertemuan, tidak ada peristiwa besar akibat evakuasi WNA dari Labuan Bajo ke Bali,” kata Herbert.

Anak Tamara Tyasmara yang sebelumnya tidak mengetahuinya, mengisyaratkan hal tersebut sebelum kematiannya.



Sumber