Jumat, 15 November 2024 – 23:51 WIB
Jakarta – Menurut PPATK, sekitar 440.000 pelajar di bawah usia 20 tahun terpapar perjudian online. Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengunjungi SMAN 92 Jakarta untuk memberikan pelatihan.
Baca juga:
Diketahui, bandar judi online telah menyetor Rp 24 juta untuk mencegah situsnya diblokir oleh oknum Komdigi.
“Ini sulit bagi semua saudara muda. Informasi tersebut dapat diketahui setiap kali terjadi transaksi, kata Meutya, SMAN 92 Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara Selasa, 12 November 2024 Literasi Digital Terkait Pencegahan Judi Online dalam kegiatan tersebut.
Menteri Meutya mengatakan siswa harus bisa melindungi diri mereka sendiri secara online. Apalagi dengan banyaknya paparan konten negatif seperti perjudian online.
Baca juga:
Cak Imin mengaku dimarahi istrinya: Apa gunanya jadi menteri kalau tidak bisa judi online?
“Internet membuat kita ketagihan. “Cara kita melindungi diri dari keterlibatan dalam perjudian online adalah dengan membagi waktu kita saat menggunakan internet,” ujarnya.
Selain itu, Menteri Meutya menekankan pentingnya pencegahan perjudian online di sekolah yang erat kaitannya dengan perundungan. Menurutnya, bukan perjudian yang membuat Anda depresi, melainkan perasaan depresi yang membuat Anda lari ke perjudian online.
Baca juga:
Cak Imin menyebut perjudian online sebagai bencana sosial di Indonesia
“Makanya saya tekankan di sini untuk adik-adik. Teman-teman, jangan saling menghina. “Saat dia depresi dan tidak punya teman, pelariannya bisa menjadi sebuah perjuangan,” jelasnya.
Dalam kegiatan yang sama, Penjabat Gubernur (PJ) DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyampaikan bahwa memastikan literasi digital merupakan langkah awal pemberantasan perjudian online dan literasi digital dapat terus berlanjut di masa depan.
“Kami memahami betul bahwa selain sisi positifnya, Internet juga memiliki sisi negatif, salah satunya adalah perjudian online. “Dengan adanya kegiatan ini semoga tidak berhenti sampai disitu saja, namun dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Teguh juga berharap Pemprov DKI dan Kementerian Kominfo bisa bersinergi mengedukasi masyarakat untuk mencegah perjudian online.
“Kami memiliki program SOLID (Kesadaran Literasi Digital) dari Pemprov DKI, kami berharap ke depan bisa bersinergi untuk melek huruf masyarakat,” ujarnya.
Dalam sesi workshop perjudian online, Oktora Irahadi selaku penggiat literasi digital menjelaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah perjudian online.
“Menghancurkan Judol bukan sekedar menutup platformnya. Sosialisasi semacam ini juga merupakan salah satu cara pencegahan. “Dalam waktu dekat, pemerintah tidak hanya menutup platformnya, tapi juga mengedukasi masyarakat tentang bahaya judol,” jelasnya.
Pegiat literasi digital Yosi Mokalu juga menambahkan, jangan tergiur dengan permainan judi online yang diklaim bisa menghasilkan keuntungan instan.
Musuh kita semua adalah momen, salah satunya untung cepat. Kita harus hati-hati dengan hal-hal yang sesaat. Pencegahan itu penting. Kalau ada yang menawarkan sesuatu di media sosial, hati-hati, selamatkan hati, diri, dan diri Anda sendiri. keberatan sejenak. – katanya.
Pada workshop tersebut Yosi juga memberikan pelatihan kepada para pelajar agar lebih efektif menghadapi dunia digital dan terhindar dari terjerumus dalam perjudian online.
Yosi juga memberikan tips bagaimana menjadi seorang konten kreator di YouTube.
“Yang penting konsisten, misal sudah mencapai 1000 follower, maka akan lebih mudah untuk meningkatkan aktivitasnya lagi. Yang kedua adalah thumbnail atau judul. Thumbnail penting untuk clickbait yang dapat menarik penonton untuk menonton video Anda. “Soalnya semakin banyak yang terlibat, semakin besar semakin baik,” jelasnya.
Kemitraan Comdigi dengan Literasi Digital merupakan upaya kementerian dalam menjangkau masyarakat, khususnya untuk berbagi pengalaman tentang bahaya perjudian online.
Halaman selanjutnya
“Kami memahami betul bahwa selain sisi positifnya, Internet juga memiliki sisi negatif, salah satunya adalah perjudian online. “Dengan adanya kegiatan ini semoga tidak berhenti sampai disitu saja, namun dapat berkelanjutan,” jelasnya.