Jumat, 15 November 2024 – 19:04 WIB
VIVA – Pelecehan anak akan terjadi lagi. Baru-baru ini, seorang gadis asal Bengkoang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengalami penganiayaan fisik dan mental setelah dianiaya oleh ibu kandungnya.
Baca juga:
Danpuspom mengatakan 45 prajurit TNI sedang diperiksa terkait penyerangan terhadap warga Deli Serdang
Alih-alih melakukan perbuatan fatal, bocah tersebut malah diduga dianiaya ibu kandungnya karena tak mampu menghafal satu surah pendek Alquran.
Video viral kondisi memprihatinkan gadis itu terlihat di sejumlah akun media sosial, salah satunya dibagikan akun Instagram @wargajakarta.id.
Baca juga:
Kasus pelajar yang terpaksa beribadah di Surabaya berakhir damai, SMAK Gloria masih menpolisikan pelakunya
Dalam video pendek tersebut, seorang gadis kecil terluka parah setelah dianiaya oleh ibunya. Anak yang terduduk tak berdaya di tanah itu tampak lemas dengan luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.
Baca juga:
Gibran ingin membuat sekolah khusus bagi siswa korban kekerasan seksual
Terlihat bagian leher, lengan, dan kaki mengalami memar akibat dianiaya oleh sang ibu. Tak sampai disitu, bocah berinisial AS yang merupakan siswa kelas 6 SD tersebut juga diikatkan rantai besi di lehernya.
Sedangkan bagian kaki dan lengannya diikat menggunakan tali rafia. Dengan suara lirih, korban mencoba menjelaskan kronologi singkatnya kepada perempuan yang berusaha menolongnya.
Kabarnya, penganiayaan awalnya terjadi setelah Z meminta anaknya menghafal ayat pendek Alquran. Namun karena tidak bisa menghafalnya, ibu kandungnya memarahinya dan tidak menyekolahkannya.
AS tak tinggal diam dan akhirnya berusaha mencari jalan keluar dengan diam-diam meminjam ponsel ibunya yang saat itu sedang tertidur pulas.
Dimanapun ada ponsel, ia berniat menggunakannya untuk mendengarkan surah Al-Qur’an. Namun sayang, ketika Z terbangun dan menyadari bahwa ia tidak membawa ponselnya, ia langsung emosi dan marah.
Akhirnya korban menemukan banyak luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Beruntung, korban penganiayaan fisik cilik ini berhasil ditolong oleh tetangga sekitar rumahnya.
Dalam kasus ini, Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Hong Kong Inspektur Marihot Pakpahan mengatakan, memang benar ibu kandung korban telah menganiaya Z asli.
“Kemudian pelaku meminta ponsel korban, namun pelaku tidak mengakuinya. Setelah dilukai, pelaku memukul korban dengan sapu dan mengikat leher korban dengan rantai, lalu mengurungnya. Untuk mencegah korban melarikan diri, pelaku pun mengikat kaki dan tangan korban dengan tali rafia, ujarnya pada Jumat, 15 November 2024 seperti dikutip VIVA.co.id.
Korban AS saat ini dikabarkan dilindungi oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian Bangkok. AS mengaku tak mau pulang karena mengalami trauma berat usai dianiaya ibu kandungnya.
“Kami akan memberikan bantuan psikolog anak kepada korban dan memindahkan korban ke Rumah Perlindungan Anak Kota Batam,” ujarnya.
Menurut polisi, perbuatan tersebut dilakukan sang ibu karena heboh melihat anaknya yang kerap berbohong dan suka kabur dari rumah selama beberapa hari.
“Anak saya juga mencuri barang-barang milik tetangga. Itu membuat saya marah,” katanya.
Reaksi netizen
Sontak, video viral yang diunggah di media sosial ini sukses menuai reaksi warganet.
“Hari ini makin kacau orangtuanya, cara mengasuhnya berbeda dari dulu, beginilah cara membesarkan anak sekarang, lapor ke polisi. Hak lindungi anak,” tulis warganet.
“Ya Tuhan, miris banget.. Gak kebayang traumanya,” seru yang lain.
“Orang tua memaksa anaknya melakukan kekerasan, dan anak-anaknya pasti akan mewariskan kekerasan tersebut kepada generasi berikutnya,” ujar netizen lainnya.
Halaman selanjutnya
Dimanapun ada ponsel, ia berniat menggunakannya untuk mendengarkan surah Al-Qur’an. Namun sayang, ketika Z terbangun dan menyadari bahwa ia tidak membawa ponselnya, ia langsung emosi dan marah.