Fenomena Aneh Benda Putih Melayang dari Langit di Kalteng, Begini Penjelasan BMKG

Sabtu, 16 November 2024 – 14.31 WIB

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan benda berwarna putih yang ditemukan mengambang di langit di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah sebelum jatuh perlahan ke permukaan tanah bukanlah awan yang jatuh, melainkan diyakini bongkahan uap air. . .

Baca juga:

Peringatan! BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan hujan pada Selasa 12 November 2024

Benda mirip awan putih itu ditemukan sejumlah pekerja pertambangan di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalimantan Tengah, dan terekam dalam video amatir berdurasi lebih dari satu menit dan dibagikan secara luas di berbagai saluran media sosial. Jumat malam, 15 November 2024.

Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia di area pertambangan, kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani di Jakarta, Sabtu.

Baca juga:

Gempa berkekuatan 5,0 SR mengguncang Buol, Sulawesi Tengah, BMKG telah mengidentifikasi penyebabnya

Gambar awan mikroplastik

Andry menjelaskan, awan tidak bisa jatuh ke permukaan sebagai partikel padat karena partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan kepadatan rendah.

Baca juga:

Pemerintah Kabupaten Tangerang mengirimkan tim ahli untuk menangani bencana tanah longsor dan amblesan tanah

Pasalnya, awan merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi di atmosfer oleh arus udara.

Partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai permukaan tanah, terutama saat terjadi perubahan lingkungan. Oleh karena itu, menurut dia, fenomena dalam video tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat kegiatan teknis atau operasional.

Menurut dia, kondisi tersebut dapat disebabkan oleh keluarnya gas bertekanan tinggi dari aktivitas pertambangan yang didukung oleh suhu rendah dan kelembaban tinggi, sehingga lingkungan mendukung terbentuknya uap kondensasi.

Foto: Staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendemonstrasikan pemantauan suhu udara di kantor BMKG, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.

Foto: Staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendemonstrasikan pemantauan suhu udara di kantor BMKG, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.

Fenomena ini tampak seperti awan yang jatuh atau jatuh, karena gumpalan uap atau gas yang dilepaskan berpindah ke daerah yang lebih rendah karena gravitasi atau karena kepadatannya lebih berat daripada udara di sekitarnya.

“Uap atau gas ini seringkali lebih padat dibandingkan awan alam sehingga seolah-olah bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanya efek visual saja, karena yang terlihat hanyalah uap sementara,” jelasnya.

BMKG menyebut fenomena tersebut tidak berbahaya dan bersifat sementara, sehingga masyarakat khususnya yang berada di sekitar penemuan tidak perlu khawatir, karena bukan merupakan tanda adanya gangguan alam. (semut)

Halaman selanjutnya

Partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai permukaan tanah, terutama saat terjadi perubahan lingkungan. Oleh karena itu, kata dia, fenomena dalam video tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat kegiatan teknis atau operasional.

Lagu lawas Ivo Nelakhrisna “Remade” karya Riri Moeya versi modern, ceritanya milik generasi muda.



Sumber