Sabtu, 16 November 2024 – 06:38 WIB
Bunga temur, HIDUP – Sejumlah warga pengungsi sedang mencari nafkah dan beternak di desa-desa terdampak erupsi Gunung Levotobi Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga:
Polda NTT meminta pendirian trauma center bagi anak-anak pengungsi ledakan Levotobi
Dilaporkan DI ANTARADi Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Jumat pukul 12.30 Wita, sejumlah warga menggunakan kendaraan roda empat untuk melindungi barang-barang rumah tangga seperti lemari pakaian, almari, kompor dan perabotan lainnya, serta hewan ternak.
Sejumlah kerabat membantu warga desa memindahkan barang bawaan dan ternak mereka ke mobil.
Baca juga:
Wapres menjenguk bayi bernama Gibran di kamp pengungsi Gunung Levotobi
Paddy Coban (46), warga Desa Clatanlo mengatakan, perlengkapan rumah tangga dan hewan ternak akan dibawa ke rumah kerabatnya di Larantuka.
Baca juga:
Gibran menjenguk pria korban letusan Gunung Levotobi
“Saat kejadian Minggu kemarin, kami kabur hanya dengan pakaian sebatas tubuh dan lari ke Boganatar, Maumere dan baru empat hari lalu kami kembali ke Serenggo di Flores Timur,” ujarnya.
Desa Klatanlo merupakan salah satu desa yang paling terdampak karena letaknya hanya 4 km dari pusat letusan Gunung Levotobi Laki.
Paddy Coban berharap bencana alam ini segera berlalu dan masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
“Kami berharap mendapatkan tempat tinggal dan apakah kami siap untuk pindah,” ujarnya.
Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunung Levotobi Laki dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut, berstatus level IV (Peringatan).
Pada pengamatan pukul 06.00 WITA hingga 12.00 WITA, teramati asap berwarna putih abu-abu dengan intensitas tinggi dari kawah utama pada jarak 1000-2500 meter dari puncak. Kebisingan sedang hingga kuat juga terdengar di titik pengamatan gunung berapi Levotobi Laki.
Masyarakat di sekitar Gunung Levotobi Laki dan pengunjung atau wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat letusan Gunung Levotobi Laki, serta pada sektor 9 km arah barat daya-barat laut.
PVMBG juga meminta masyarakat setempat mewaspadai kemungkinan terjadinya aliran lahar tadah hujan pada sungai-sungai yang muncul di puncak Gunung Levotobi Laki-Laki jika terjadi hujan lebat.
Masyarakat yang terdampak abu Gunung Levotobi diharapkan menggunakan masker atau menutup mulut dan hidung untuk mencegah risiko abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.
Saat ini, terdapat enam posko pengungsian (pos lapangan) di wilayah tersebut, berdasarkan informasi dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengenai ledakan pria di Gunung Levotobi yang dievakuasi.
Hingga pukul 20.00 WITA pada Kamis (14/11), pengungsi di Poslap Konga sebanyak 1.748 orang, Poslap Bokang sebanyak 759 orang, Poslap Levolaga sebanyak 1.641 orang, Puslap Eputobi6 sebanyak 1.091 orang, dan Poslap-Konga, Poslap Ile Gerong sebanyak 55 orang. (semut)
Halaman selanjutnya
“Kami berharap mendapatkan tempat tinggal dan apakah kami siap untuk pindah,” ujarnya. Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunung Levotobi Laki dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut, berstatus level IV (Peringatan). Pada pengamatan pukul 06.00 WITA hingga 12.00 WITA, teramati asap berwarna putih abu-abu dengan intensitas tinggi dari kawah utama pada jarak 1000-2500 meter dari puncak. Kebisingan sedang hingga kuat juga terdengar di titik pengamatan gunung berapi Levotobi Laki.