Minggu, 17 November 2024 – 23:59 WIB
VIVA – ESQ (ACT Consulting International) meluncurkan sistem AI Talent Management bekerja sama dengan Lintasarta dan Indosat Ooredoo Hutchison, NVIDIA. Teknologi AI yang inovatif ini memungkinkan solusi yang cepat, tepat, akurat, dan hemat biaya untuk mengidentifikasi kekuatan atau potensi 47 juta pelajar Indonesia.
Baca juga:
Simak perbincangan Eric Tahir dengan CEO NVIDIA Jensen Huang tentang ekosistem AI di Indonesia.
“Ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Asia yang menggabungkan kerangka manajemen talenta holistik ESQ dengan teknologi AI canggih milik NVIDIA dari Lintasarta untuk memastikan keandalan dan keamanan solusi AI berbasis talenta,” kata CEO ESQ Corp Ari, direktur dan pendiri Universitas UAG. . Ginanjar Agustian dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis, (14/11/2024).
Seperti yang Anda ketahui, AI Talent Management juga dapat mengidentifikasi penempatan talenta, yang berarti memberikan pemahaman yang jelas dan personal mengenai potensi individu, memastikan bahwa talenta yang tepat ditempatkan pada peran yang tepat.
Baca juga:
Papua akan menjadi pusat AI
Ari Ginanjar yang sudah 24 tahun fokus pada pengembangan sumber daya manusia di Indonesia mengatakan, ditemukan informasi bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi permasalahan sumber daya manusia.
Terdapat data dari berbagai sumber mengenai jumlah siswa di Indonesia pada tahun ajaran 2023-2024, yaitu SD: 24 juta, SMP: 9,9 juta, SMA: 10,3 juta, dan perguruan tinggi: 9,3 juta. “, katanya.
Baca juga:
Kemitraan untuk mempercepat adopsi kecerdasan buatan di Indonesia
“Menurut data, terdapat sekitar 47 juta siswa dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. “Namun tantangannya adalah 87% siswa kami yakin bahwa mereka telah memilih mata kuliah yang salah,” tambahnya.
Menurut Ari Ginanjar, hal itu berdampak pada passion dan ketidaksesuaian pekerjaan mereka. Oleh karena itu, mereka merasa stres dan frustasi. Idealnya, para profesional harus membantu semua siswa menemukan kekuatan dan potensi mereka.
“Namun tips perolehan talenta ini membutuhkan waktu dan biaya,” jelasnya.
Sebagai referensi, AI Talent Management yang ditemukan 24 tahun lalu oleh Ari Ginanjar Agustian dengan alat TalentDNA, dapat mengidentifikasi talenta berdasarkan akurasi dalam mengukur data real-time, job fit berbasis talenta, dan kesesuaian budaya. Oleh karena itu, dengan mengetahui Talent Fit, Job Fit dan Culture Fit, ESQ berharap dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki 3 E (ease, Enjoy, Excellent) dalam hidupnya.
Amazon menguji NVidia
Amazon mengambil strategi bisnis yang berbeda dengan NVidia dalam menjual chip AI.
VIVA.co.id
15 November 2024