Minggu, 17 November 2024 – 09:37 WIB
Jakarta – Hujan meteor merupakan fenomena astronomi terkenal yang disebut bintang jatuh yang berasal dari sisa-sisa komet di luar angkasa.
Baca juga:
Cahaya misterius itu berputar bolak-balik di langit malam selama 2 hari
Apakah hujan meteor berbahaya? Tidak, karena meteor terbakar di atmosfer saat menghantam Bumi.
Jadi batuan luar angkasa ini terbakar hingga mencapai permukaan bumi dan berubah menjadi batuan kecil.
Baca juga:
Mengamati Orionid, hujan meteor petir
Setelah mencapai permukaan bumi, meteorit tersebut berubah menjadi meteorit. Nah, bentuk meteorit ini tidak jauh berbeda dengan kerikil atau bebatuan yang ada di Bumi.
Leonid terkenal dengan “badai meteor” yang terjadi setiap 33-34 tahun, ketika ribuan meteor terlihat dalam satu malam.
Baca juga:
Jalan pagi dan sore, kapan waktu terbaik untuk menurunkan berat badan?
Meski tidak ada badai tahun ini, namun hujan meteor Leonid tetap menjadi hujan meteor yang ditunggu-tunggu para pengamat langit.
Pengamatan terbaik dilakukan setelah tengah malam, saat titik terang Leonid sudah berada di atas cakrawala.
Puncak hujan meteor Leonid akan terjadi pada malam 17-18 November 2024 menjelang fajar dengan intensitas rata-rata 10-15 meteor per jam. Leonid berasal dari konstelasi Leo dan aktif mulai tanggal 6 hingga 30 November.
Meski puncaknya mendekati fase Bulan Purnama, sehingga mengurangi jumlah meteor yang terlihat, namun Leonid tetap menarik karena beberapa meteor sangat cepat dan terang.
Leonid bergerak melintasi atmosfer dengan kecepatan kilat, yakni dengan kecepatan 70 kilometer per detik. FYI, hujan meteor ini menciptakan salah satu badai meteor terbesar sepanjang sejarah.
Pada 17 November 1966, hujan meteor Leonid menghantam bumi, intensitasnya mencapai ribuan meteor per menit.
Kutipan dari situs Bumi adalah surgaHujan meteor Leonid disebabkan oleh komet 55P/Temple-Tuttle. Komet ini pertama kali ditemukan oleh William Temple pada 19 Desember 1865, saat ia melakukan pengamatan di Observatorium Marseille di Perancis.
55P/Temple-Tuttle dikenal sebagai komet periodik, yaitu komet yang periode orbitnya pendek (kurang dari 200 tahun).
Meski hujan meteor Leonids tahun ini diperkirakan tidak akan menghasilkan badai meteor besar, namun peristiwa tersebut akan memberikan pemandangan langit malam yang spektakuler.
Halaman selanjutnya
Puncak hujan meteor Leonid akan terjadi pada malam 17-18 November 2024 menjelang fajar dengan intensitas rata-rata 10-15 meteor per jam. Leonid berasal dari konstelasi Leo dan aktif mulai tanggal 6 hingga 30 November.