Minggu, 17 November 2024 – 20.19 WIB
Jakarta – Calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun melontarkan pernyataan kontroversial tentang visi dan misinya saat debat final Pilgub Jakarta pada Minggu, 17 November 2024. oleh lembaga-lembaga internasional.
Baca juga:
Dharma-Kun mengklaim menjelaskan perbedaan antara perubahan iklim dan perubahan iklim dalam argumen penutup
Awalnya Dharma menjelaskan bahwa programnya terdiri dari 10 Aman dan 5 Mandir. Jika terpilih menjadi pemimpin Jakarta, ini akan menjadi program utamanya dan menjadi landasan peningkatan kesusilaan sipil.
Namun, ia mencatat semua program tersebut tidak akan terlaksana jika pandemi berikutnya terjadi.
Baca juga:
Peduli kesehatan mental, TikTok bermitra dengan WHO meluncurkan Program Literasi untuk Generasi Muda
“Yang perlu kita waspadai adalah potensi pandemi berikutnya. Karena kalau itu terjadi, maka 5 program mandiri dan 10 program aman tidak akan ada. Kalau kita menghadapi pandemi lagi,” kata Dharma menyampaikan perspektif perminyakannya.
Baca juga:
Survei SMRC: Pramono-Rano 46 persen, RK-Suswono 39,1 persen, Dharma-Kun 5,1 persen
Ia menjelaskan, tanda-tanda pandemi berikutnya sudah mulai terlihat. Terutama dari perubahan Peraturan kesehatan internasional diatur Organisasi Kesehatan Dunia (JSSV).
“Tandanya jelas sekali, ada anggaran, ada perubahan di WHO Peraturan kesehatan internasional. Memungkinkan untuk penggunaan potensial senjata biologis (Senjata biologis) untuk menciptakan pandemi,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, kata Dharma, undang-undang untuk melaksanakannya sudah siap sejak tahun 2023.
“Undang-undang sudah siap, UU Kesehatan akan disahkan pada tahun 2023, bagi yang menolak vaksinasi akan dikenakan denda sebesar 500 juta. Bagi perusahaan, denda hingga 50 miliar, penjara bahkan hukuman mati,” ujarnya.
Gong kematian bagi pengusaha Jakarta
Ia yakin pandemi berikutnya akan menjadi lonceng kematian bagi para pengusaha di Jakarta. Oleh karena itu, dia menegaskan menolak segala strategi internasional yang jahat.
“Bagi yang paham, ini gong kematian bagi keamanan pengusaha Jakarta. Karena memudahkan pemilik perusahaan membuka potensi pungli yang sangat besar. Makanya saya sangat memperjuangkan hak masyarakat untuk menolak,” ujarnya.
Menurutnya, pandemi juga harus dijadikan sebagai strategi asing untuk menguasai kedaulatan negara. Pandemi merupakan strategi untuk menguasai kedaulatan negara tanpa harus mengeluarkan biaya perang yang mahal.
“Saya juga menolak keras pandemi ini sebagai strategi asing untuk mengendalikan kedaulatan suatu negara tanpa perang yang memakan biaya, hanya masalah kesehatan seperti pandemi, atau masalah ekonomi seperti serbuan barang impor yang telah mematikan banyak pabrik kita.” Demikian disampaikan purnawirawan Kompolnas itu.
Halaman berikutnya
“Undang-undang sudah siap, UU Kesehatan akan disahkan pada tahun 2023, bagi yang menolak vaksinasi akan dikenakan denda sebesar 500 juta. Bagi perusahaan, denda hingga 50 miliar, penjara bahkan hukuman mati,” ujarnya.