Senin, 18 November 2024 – 01:14 WIB
Jakarta — Calon gubernur DKI Jakarta pertama Ridwan Komil berdebat sengit dengan calon gubernur kedua DKI Jakarta Dharma Pongrekun pada debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu, 17 November 2024.
Baca juga:
Tanggapan Ridvon Kamil yang diserang pada programnya saat menjadi gubernur
Bermula dari pertanyaan Dharma tentang Teras Cihampelas, program Ridwan Komil saat menjabat Wali Kota Bandung. Ia bertanya kepada RK kenapa diam saat Teras Cihampelas berhenti. Dharma bahkan menggunakan diksi khayalan untuk menyindir RK, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Ternyata setelah pandemi Covid-19, apa yang dibayangkan menjadi tidak terpakai dan para pedagang sekarang malas melanjutkan. Bagaimana mereka bisa tetap berdiri, kata Dharma pada Minggu, 17 November 2024.
Baca juga:
Tutup diskusi, Dharma: Kang Emil, Jabar miskin karena pandemi
RK kemudian menyampaikan bahwa program ini merupakan komitmen untuk memuliakan Pedagang Kaki Lima (PKL). Saat itu, kondisi perekonomian di beberapa sektor sedang tertekan akibat Covid-19.
Baca juga:
RK Sebut Ahok Gubernur Paling Kejam yang Harus Digulingkan, Pramono: Saya Akan Lebih Memanusiakan Masyarakat
“Dulu di Cihampelas PKL ada di jalan, pilihannya pindah atau dimuliakan. “Saya memilih menghormati mereka dengan membangun Teras Cihampelas di atasnya,” kata Ridwan Komil.
RK menambahkan, Teras Cihampelas memiliki kinerja yang baik di bawah kepemimpinannya. Namun pasca pergantian kepemimpinan, Teras Cihampelas mulai terpuruk.
Oleh karena itu, Kang Emil mengaku jika memimpin Jakarta, ia akan meneruskan program-program yang dilakukan pemerintahan sebelumnya, termasuk dari Anies Baswedan hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Gubernur Jakarta.
“Pengganti saya tidak melanjutkan, tidak menaikkan, sehingga terjadilah hal di atas. Beda kalau kita sedang membangun, tapi tetap saja gagal saat kita memimpin, itu masih menjadi perdebatan, ujarnya.
Halaman berikutnya
Oleh karena itu, Kang Emil mengaku jika memimpin Jakarta, ia akan meneruskan program-program yang dilakukan pemerintahan sebelumnya, termasuk program Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Gubernur Jakarta.