Minggu, 17 November 2024 – 22:17 WIB
Sedangkan VIVA – Praktisi hukum senior Todung Mulya Lubis meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajaran Polri di seluruh Indonesia menjaga netralitas pada Pilkada 2024.
Baca juga:
Ridwon Kamil Jatiluhur ingin pipa air tersebut bisa dikonsumsi masyarakat Jakarta
Kapolri, saya minta kepolisian netral dan tidak memihak calon mana pun di pilkada, kata Todung Mulya Lubis.
Hal itu disampaikannya pada Forum Demokrasi “Selamatkan Demokrasi di Sumut” yang digelar di Medan pada Minggu, 17 November 2023.
Baca juga:
Pramono Anung: Hanya 44 persen wilayah Jakarta yang memiliki air bersih
“Kami mohon polisi tidak mengintimidasi, tidak mengintimidasi, tidak mengintimidasi, dan mengadili pendukung calon gubernur yang tidak mendukung (polisi jagoan, Red),” kata Todung.
Baca juga:
Ridwan Kamil menyiapkan WFH dan truk embun untuk mengatasi kemacetan dan polusi di Jakarta
Ia mengingatkan betapa pentingnya peran polisi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, sebagai seorang pengacara, Todong mengaku menyukai polisi dan turut serta dalam perjuangan mendukung independensi polisi pada masa reformasi tahun 1998.
“Ingat, kita bisa memisahkan TNI dan Polri sehingga kita bisa fokus pada pendekatan hukum dan keadilan. Sejak saat itu, Polri telah memainkan peran yang sangat penting dalam arsitektur ketatanegaraan kita,” jelas Todung.
Oleh karena itu, dia berharap arsitektur ketatanegaraan yang berhasil dibangun tidak hancur karena polisi tidak menunjukkan netralitas dalam pilkada.
“Jika kita memikirkannya stabilitasMohon tidak mengganggu Kapolri dan anggota Parkok dalam pilkada. Biarkan calon Cagub bersaing secara sehat dan demokratis, ujarnya.
Todung juga mengingatkan, negara membiayai polisi melalui pajak yang dipungut dari masyarakat. Jadi, polisi harus bersikap adil kepada masyarakat dan tidak memihak pada penguasa dan orang kaya.
“Setiap orang harus diperlakukan secara adil dan penuh rasa hormat. Jadi, polisi harus memastikan Pildaka Sumut berlangsung tertib, damai, penuh kegembiraan dan tidak menjadi ajang tekanan dan intimidasi,” tegas Todung.
“Jaga nama baik polisi di hadapan rakyat, jangan khianati rakyat,” kata Todung.
Halaman berikutnya
Oleh karena itu, dia berharap arsitektur ketatanegaraan yang berhasil dibangun tidak hancur karena polisi tidak menunjukkan netralitas dalam pilkada.