Senin, 18 November 2024 – 20:21 WIB
Jakarta – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD Luhut Binsar Pandjaitan terang-terangan menyatakan memberikan uang setiap bulan.
Baca juga:
Kisah Luhut tentang tergenapnya ramalan Gusdur
Pengumuman tersebut disampaikan Mahfud MD dalam podcast program Ruang Sahabat melalui akun YouTube pribadinya, Mahfud MD Official.
Mahfud menjelaskan, kedekatannya dengan Luhut sudah terjalin hampir 24 tahun lalu, saat mereka bertemu di Kabinet Persatuan Bangsa-Bangsa pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Baca juga:
KTT Masa Depan Asia: Luhut menguraikan visi Prabowo untuk Indonesia digital
“Selama kurang lebih 24 tahun persahabatan kami (dengan Lhut) tidak pernah putus, sering sama pandangan politik, sering berbeda, tapi kami tetap silaturahmi, tidak pernah putus karena perbedaan politik,” kata Mahfoud. akun YouTube pribadi Mahfud MD Official Senin 18 November 2024.
Baca juga:
Berbicara di Singapura, Luxut Prabowo menguraikan 2 pilar strategi ekonomi.
Saat Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI ke-4, Mahfud MD diangkat menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) meski bukan berasal dari kalangan militer maupun masyarakat sipil.
Bersamaan dengan itu, purnawirawan Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dari situlah Mahfud mengaku menanyakan latar belakang militernya kepada Luhut dan tetap berteman hingga saat ini.
Karena sangat dekat dengan Luhut, Luhut mengatakan setiap minggunya ia memberikan uang kepada Mahfud untuk biaya perjalanan ke Jakarta setiap bulannya, Mahfud mengatakan bisnis Luhut berkembang dengan baik.
“Setiap bulan saya dikirimi uang oleh beliau (Luhut) berupa pulsa tiket ke Jakarta dan telepon untuk mendampingi Gus Durga yaitu dari tahun 2001 hingga 2004,” jelas Mahfud.
Kemudian pada tahun 2004, Mahfud MD menjadi anggota DRC, sehingga saat itu Mahfud MD harus menolak pemberian uang dari Luhut, karena menurut undang-undang ia tidak bisa lagi menerima uang selain gajinya.
Namun pada tahun 2006, karena melihat Luhut Mahfud MD sedang mengajar, ia sering bepergian ke Medan, Makassar, dll. Luhut ingin membantu Mahfud MD dengan memberikan uang, namun Mahfud tetap menolak.
Mahfud kemudian bercerita kepada Luhut bahwa dirinya akan mengambil uang dari Luhut jika Mahfud bekerja resmi dan mendapat gaji.
“Pak Luxut membentuk perusahaan bernama PT Bangun Bejana, saya komisarisnya, saya mendirikan atau membeli perusahaan orang lain, tapi saya diangkat menjadi komisaris untuk membantu saya, yaitu pada November 2006,” jelas MD Mahfud.
Terakhir, Makhfud MD berhenti menerima uang setelah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi dan meninggalkan jabatannya sebagai komisaris di perusahaan Luhut.
“Akhirnya saya tetap mengundurkan diri (sebagai komisaris) dan sejak itu saya berhenti membantu Pak Luhut karena saya disiplin sesuai aturan karena aturan tidak boleh,” kata MD Mahfud.
Alasan Luhut selalu ingin membantu Mahfud adalah karena Gus Dur sangat mencintai Mahfud.
“Gus Dur sama Pak Mahfoud, aku sangat mencintainya, aku merasa kita sudah sering bersama, dan dengan Gus Dur, perusahaanku saat itu sangat bagus, kalau aku memberinya banyak, malangnya” aku tidak akan membeli uang,” kata Luhut.
Luhut pun mengaku akan sangat bahagia jika harus berbagi kebahagiaan bersama.
“Kita bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain, jadi jangan dinikmati sendirian, apa yang saya berikan kepada Pak Mahfud tidak ada nilainya, menurut saya kita hanya berteman saja,” imbuh Luhut.
Halaman berikutnya
Karena sangat dekat dengan Luhut, Luhut mengatakan setiap minggunya ia memberikan uang kepada Mahfud untuk biaya perjalanan ke Jakarta setiap bulannya, Mahfud mengatakan bisnis Luhut berkembang dengan baik.