Senin, 18 November 2024 – 19:02 WIB
VIVA – Tren gaya hidup yang terus berkembang saat ini membuat banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Setiap generasi memiliki keadaan dan kebutuhan berbeda yang menciptakan tren keuangan baru, terutama di kalangan generasi muda.
Baca juga:
Peran agen BRILink dalam meningkatkan akses layanan perbankan kepada masyarakat di Kabupaten Rejang Bengkulu
Di era perkembangan yang pesat ini, tantangan yang dihadapi generasi muda dalam mengelola keuangannya juga ikut muncul. Salah satunya adalah pinjaman online atau pinjol. Menyikapi fenomena tersebut, BRI memberikan berbagai strategi untuk memberikan solusi keuangan yang mendukung nasabah dan membantu mereka mengelola keuangannya.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, kini banyak anak muda yang tergiur dengan tren Latte Factor.
Baca juga:
KPR BRI Property Expo 2024 menawarkan kemudahan dan keuntungan maksimal bagi calon nasabah
“Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pengeluaran kecil yang tampaknya tidak signifikan seperti kopi, langganan streaming, atau makanan mewah. “Kelihatannya sepele, tapi kalau ditambah nilainya bisa bikin dompet jebol,” ujarnya.
Kurangnya literasi keuangan menyebabkan banyak anak muda terjerumus dalam belanja besar-besaran. Hal ini juga mempengaruhi situasi keuangan secara keseluruhan. Meski berpenghasilan cukup, banyak dari mereka yang tidak memiliki tabungan, dana darurat, atau bahkan investasi. Di sinilah pentingnya memulai perencanaan keuangan sedini mungkin.
Baca juga:
Dengan membekali peserta dengan keterampilan dan pengetahuan, BRI peduli terhadap pemberdayaan mantan pekerja migran Indonesia (PMI).
Handayan mencontohkan bagaimana perencanaan keuangan bisa dimulai dari hal sederhana, yaitu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
“Kebutuhan merupakan hal mendasar yang penting untuk kelangsungan hidup. Jika tidak ada, Anda tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya perumahan, sandang, pangan dan minuman, biaya kesehatan, dan lain-lain. Sedangkan keinginan tetaplah sesuatu yang dapat ditukarkan dengan barang lain. Kalau tidak ada, tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Misalnya barang bermerek, gadget terbaru dan lain sebagainya, lanjutnya.
Fenomena tren keuangan lainnya di era modern ini adalah maraknya pinjaman online atau pinjol.
“Sekarang banyak anak muda yang terlilit utang. “Menurut OJK, pegawai dan pelajar merupakan profesi yang paling banyak mendapatkan pinjaman (12%) dan didominasi oleh generasi muda,” jelas Handayani.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat khususnya generasi muda terjerumus dalam perangkap kredit, salah satunya adalah kemudahan akses terhadap teknologi dan internet.
“Pinjaman online biasanya menawarkan skema pengajuan yang praktis, persyaratan yang menguntungkan, dan persetujuan yang cepat, sehingga lebih populer. Selain itu, kondisi keuangan yang tidak stabil membuat mereka tidak siap menghadapi kebutuhan mendesak. Belum lagi gaya hidup konsumeris yang membuat pengelolaan keuangan tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Akses yang tidak memadai terhadap pinjaman formal dan informasi keuangan menggoda mereka untuk mengajukan pinjaman dengan mudah,” jelas Khandayani.
Peluang Dan Tantangan untuk Industri Perbankan
Ketersediaan pinjaman online pada akhirnya dapat mengubah lanskap industri perbankan di tanah air. Namun, hal ini juga merupakan peluang untuk mempercepat transformasi digital di perbankan.
“Bank harus cepat mengembangkan produk digital yang mampu bersaing dengan platform pinjaman online yang memberikan kemudahan akses dan kecepatan layanan. “Hal ini akan mendorong perbankan untuk terus berinovasi dalam layanan fintech seperti mobile banking atau pinjaman digital berbasis aplikasi,” tambah Handayani.
Meningkatnya pinjaman online juga menjadi tantangan yang ingin direspon BRI melalui berbagai strategi yang mendukung masyarakat. BRI meluncurkan BRIGuna Digital melalui platform BRImo sebagai bagian dari strategi menarik nasabah yang beralih ke penyaluran kredit.
BRImo merupakan super app BRI dengan lebih dari 100 fitur yang memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perbankannya. Nasabah dapat berintegrasi dengan ekosistem digital seperti belanja online, transportasi dan hiburan, tidak hanya sekedar menabung, sehingga menarik lebih banyak pengguna muda yang menginginkan solusi perbankan dan gaya hidup hanya dalam satu aplikasi.
BRImo juga memberikan pinjaman konsumen dan industri dengan sumber pembayaran dari pendapatan tetap. Melalui fitur ini, pengguna dapat dengan mudah mengakses pinjamannya sekaligus mengelolanya dengan bijak.
Pengajuan pinjaman di BRImo bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja (24/7), prosesnya dilakukan dengan kecepatan digital hanya dalam 15 menit, suku bunga yang ditawarkan kompetitif.
Tidak berhenti sampai disitu, BRI juga terus memberikan program edukasi untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik.
“Tentunya BRI selalu memberikan literasi keuangan kepada berbagai segmen khususnya nasabah BRI, mulai dari generasi muda yang masih bersekolah hingga nasabah pensiunan. “BRI juga mengadakan kunjungan rutin ke perguruan tinggi untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang cara mengelola keuangan, terutama cara memilih sarana investasi dan menghindari pinjaman online,” kata Khandayani.
Halaman berikutnya
Fenomena tren keuangan lainnya di era modern ini adalah maraknya pinjaman online atau pinjol.