Selasa, 19 November 2024 – 22:59 WIB
Jakarta – Perlu diungkap perbedaan signifikan hasil survei SMRC dengan Indikator Politik Indonesia (IPI) Pilgub Jawa Tengah 2024. Perhimpunan Riset Opini Publik Indonesia (Persepi) sebaiknya memusnahkan data tersebut dan tidak diseleksi dalam investigasi mendalam atas dugaan perbedaan survei SMRC dan indikator Politik.
Baca juga:
Elektabilitas tinggi, Vahono-Nurul menilai peluang menang di Pilkada Bojonegoro besar
Perbedaan angka yang mencolok tidak bisa diabaikan. Tanggal survei SMRC dan IPI bahkan berdekatan, dimana SMRC melaksanakan survei pada tanggal 7-12 November dan IPI pada tanggal 7-13 November.
Perbedaan elektabilitas Andika Perkasa di pemilu IPI dan SMRC terlalu signifikan untuk dianggap remeh. Jika IPI mencatat elektabilitas Andika-Hendi sebesar 43,46 persen, SMRC justru menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi yakni 50,4 persen.
Baca juga:
Ada beberapa faktor yang akan menjadi pertimbangan agar Jounde-Kevin bisa menjadi pemenang Pilkada Minahasa Utara.
Prof. Dr. Asrinaldi, Guru Besar Universitas Andalas, menegaskan Persepi harus bertindak tegas.
Baca juga:
Duel Intens “Star Wars” di Pilkada Jateng: 3 Lembaga Riset Ungkap Ketatnya Persaingan Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi.
“Saya kira perbedaan ini harus diselidiki oleh Dewan Etik agar jelas semuanya. Perlu diperdalam melalui diskusi dengan pihak-pihak terkait,” kata Guru Besar tersebut. Dr. Diposting pada Selasa, 19 November 2024.
Prof. Asrinaldi, meneliti data survei merupakan langkah penting dalam memulihkan kepercayaan masyarakat. Agar hasil survei yang disajikan benar-benar dapat diandalkan dan obyektif, perlu dilakukan audit menyeluruh.
“Alangkah baiknya jika data awal survei ini dikaji untuk mengetahui apa masalahnya. Kita belum bisa mengambil kesimpulan apa pun jika tidak melihat secara mendalam,” ujarnya.
Bukan kali ini saja hasil Pilgub Jateng menyedot perhatian publik. Terakhir, survei LSI Denny JA menunjukkan hasil beragam, Andika Perkasani kalah 28,2 persen. Sementara jajak pendapat SMRC di waktu yang hampir bersamaan menyebutkan elektabilitas Andika Perkasa berada di angka 48,1 persen.
Kejanggalan dalam berbagai pemilu politik ini telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap kredibilitas lembaga pemilu di Indonesia. Untuk menjamin transparansi, Persepi harus menganalisis seluruh informasi yang relevan.
Masyarakat memandang langkah audit ini bukan hanya sekedar formalitas, namun sebuah keharusan untuk menjaga integritas proses survei di Indonesia. Jika pelanggaran ini dibiarkan, kredibilitas Persepi dan lembaga riset lainnya terancam.
Halaman berikutnya
“Alangkah baiknya jika data awal survei ini dikaji untuk mengetahui apa masalahnya. Kita belum bisa mengambil kesimpulan apa pun jika tidak melihat secara mendalam,” ujarnya.