Selasa, 19 November 2024 – 15.30 WIB
Jakarta – MD Mahfud mengatakan semua pengawal pribadinya meninggalkannya saat dia berhadapan dengan cicak dan buaya.
Baca juga:
Satgas Habema Yonif Raider 503 memeluk anak-anak di wilayah operasional Kostrad Nduga di Papua
Saat itu, MD Mahfoud yang masih menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (KPK) mengalami masa sulit ketika seluruh pengawalnya dibawa pergi saat terjadi konfrontasi sengit antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. .
“Waktu saya jadi Ketua MK, saya gempar dengan Polri, saat kasus Buaya Cicak, pengawal dan pembantu saya dibawa pergi, saya sendirian dengan pejabat tinggi pemerintah di mana-mana, tidak ada yang menjaga saya. tidak ada.” kata Mahfud MD, YouTube mengutip Mahfud MD Official.
Baca juga:
KSAL Muhammad Ali: Diperlukan kebijakan dan strategi yang memadai dalam sistem pertahanan laut di IKN
Mahfoud MD menjelaskan, pensiunan pengawal polisi itu seharusnya dipecat demi hukum, namun pengawal Mahfoud tidak dipecat polisi.
Baca juga:
24 Tahun Bersahabat, Mahfud mengungkapkan MD Luhut kerap mengirimkan uang setiap bulannya
“Saya punya 12 pengawal, 3 pengawal, tapi semuanya mengundurkan diri setelah saya nyatakan Bibit-Chandra tidak bersalah,” jelas Mahfud.
Alhasil, Mahfud MD was-was karena pengawal dan ajudannya mengundurkan diri sebagai pengawal pribadi di tengah kasus Cicak dan Buaya.
Mahfoud juga meminta saran dari Sekretaris Jenderal mengenai perekrutan pengawal pribadi dari sektor swasta.
Namun, Mahfud mengenang MD punya sahabat mantan Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan yang kedekatannya dengan Luhut sudah terjalin selama 24 tahun.
Saat itu, Mahfud MD dan Luhut Abdurahman Wahid atau kenamaan Gus Dur bertemu di Kabinet Persatuan Bangsa.
Terakhir, Mahfud bercerita kepada Luhut mengenai permasalahan yang dihadapinya, lalu memberikan Luhut dua pengawal dari satuan Kopassus Anti Terorisme (Gultor) TNI Angkatan Darat (AD).
“Jangan khawatir, akan ada yang mengawasi kemanapun kamu pergi,” kata Mahfud menirukan suara Luhut.
Bahkan saat Mahfud hendak berangkat ke MD Yogyakarta, pengawal yang diutus Luhut sudah mengawal kedatangan Mahfud di Yogyakarta.
Alasan Luhut ingin membantu Mahfud adalah karena ia tidak adil kepada Mahfud.
“Itu tidak benar Pak Mahfoud, Ketua MK saat itu, no. adil Lagipula, saya selalu punya dua pengawal, jadi saya bilang padanya, ‘Kamu pergi ke sana (ikuti Mahfud)’, imbuh Luhut.
Rombongan Luhut yang dikawal TNI AD Kopassus Gultor pimpinan Luhut tak bertahan lama, Luhut menelpon Kapolda agar pengawal Mahfud tidak dibawa kabur.
“Saya telepon Kapolda, saya bilang, apa yang bapak (Polri) sampaikan itu tidak benar. Kalau begitu, Ketua MK yang melakukan itu, jangan dilakukan,” kata Luhut.
Polri kemudian meminta maaf kepada Mahfud MD karena mengancam akan menarik pengawalnya dan berjanji akan memilih pengawalnya.
Dua hari kemudian, polisi datang meminta maaf dan menyuruh saya memilih pengawal kelas mana pun yang Anda pilih, kata MD Mahfud.
Halaman berikutnya
Mahfoud juga meminta saran dari Sekretaris Jenderal mengenai perekrutan pengawal pribadi dari sektor swasta.