Rabu, 20 November 2024 – 14:38 WIB
Jakarta VIVA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 6 persen. Demikian keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada November 2024.
Baca juga:
Industri real estat berkembang pesat, Lippo Caravaci memperluas penawaran ke pembeli rumah pertama
“Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diselenggarakan pada 19-20 November 2024, diambil keputusan untuk mempertahankan BI rate pada level 6 persen,” kata Ketua Bank Indonesia Perry Varjiyo dalam konferensi pers yang digelar di gedung BI. pada tanggal 20 November 2024. Rabu, November
Baca juga:
Para ekonom memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada 6 persen
Perry mengatakan suku bunga deposito akan tetap di angka 5,25 persen dan tidak ada kenaikan suku bunga acuan. Sedangkan suku bunga pinjaman sebesar 6,75 persen.
Dia mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate sebesar 6 persen sejalan dengan sikap kebijakan moneter pemerintah untuk menjaga inflasi tetap terkendali pada angka 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025. Kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga:
Posisi ULN RI triwulan III tahun 2024 meningkat 8,3% menjadi 427,8 miliar USD
Fokus utama kebijakan moneter adalah memperkuat stabilitas rupee terhadap dampak ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan politik di AS, tambahnya.
Ke depan, jelas Perry, Bank Indonesia akan memperhatikan dinamika nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta ruang untuk penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut.
Teuku Riefki, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Kajian Ekonomi dan Sosial (LPEM) FEB UI, sebelumnya memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga BI pada pertemuan kali ini.
“Kami melihat Bank Indonesia sebaiknya mempertahankan BI rate sebesar 6,00 persen pada pertemuan berikutnya,” kata Riefki dalam laporan tertanggal Rabu, 20 November 2024.
Riefki mengatakan, penangkapan tersebut diperlukan mengingat depresiasi rupee yang terjadi belakangan ini serta tidak adanya risiko inflasi secara langsung. Sedangkan rupiah sendiri berada di level Rp 15.816 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa 19 November 2024.
“Holding adalah untuk memastikan penyesuaian suku bunga yang sesuai di masa depan dilakukan pada waktu yang tepat, menjaga stabilitas harga, dan memberikan peluang penurunan suku bunga jika diperlukan di masa depan,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Sebelumnya, Teuku Riefki, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan FEB UI dari Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Sosial (LPEM), memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga BI pada pertemuan kali ini.