Rabu, 20 November 2024 – 22:13 WIB
Bogor, VIVA – Tujuh hari menjelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bogor pada 27 November 2024, pasangan Atang Trisnanto dan Annida Allivia semakin dekat dengan perolehan suara Dedie A. Rachim dan Jenal Mutaqin dengan selisih 2 poin persentase.
Baca juga:
Jajak Pendapat Pilgub Jatim: Faktor Kemenangan Emil Khofifa di Provinsi Mataraman
Berdasarkan survei Trust Indonesia terhadap 440 responden yang tersebar di enam kabupaten di Bogor, terpilihnya pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor menunjukkan persaingan yang sangat ketat.
Pasangan Dedi-Jenal memimpin dengan 30,7 persen, pasangan Atang-Annida di posisi kedua dengan 28,6 persen. Sedangkan pasangan Sandy Fardiansyah dan Melli Darsa tercatat 16,4 persen, dokter Raendi Rayendra dan Eka Maulana 13,4 persen, serta Rena Da Frina dan Teddy Risandi 6,1 persen.
Baca juga:
Dedi-Genal yang mencapai angka 42 persen optimistis bisa menang di Kota Bogor
Namun, peneliti Trust Indonesia Hermawan mengatakan dalam pernyataannya, ada 4,8 persen responden dalam surveinya yang masih ragu-ragu dalam memilih.
Baca juga:
Jajak Pendapat PolMark: Pramono-Rano Kalahkan RK-Suswono, Pilgub Jakarta Kemungkinan Akan Imbang
Artinya, meski Dedi-Jenal unggul dalam jajak pendapat, namun persaingan dengan Atang-Annida masih sangat ketat. Dengan margin yang kecil dan masih banyaknya pemilih yang ragu, pasangan nomor 2 ini berpeluang besar memenangkan pemilu. Pilwalkot Bogor 2024,” kata Hermawan pada Rabu, 20 November.
Survei tersebut juga menemukan kesadaran politik warga Kota Bogor sangat tinggi, dimana 82 persen responden mengetahui Pilwalkot Bogor akan digelar pada 27 November 2024.
“Dari sisi partisipasi, sebanyak 73,2 persen responden sudah memutuskan untuk ikut serta, sedangkan sisanya sebesar 23,2 persen belum menentukan pilihan,” jelas Hermavan.
Lebih rincinya, banyaknya pemilih yang sangat memilih calonnya (strong voter) menunjukkan adanya ketegangan di antara pasangan calon yang bersaing.
Pasangan Dedi dan Jenal memiliki partisipasi pemilih yang stabil sebesar 22,7 persen, sedangkan Atang dan Annida sedikit lebih rendah yaitu 22,0 persen. Secara keseluruhan, 70,5 persen responden yakin dengan pilihannya, meski selisih kedua pasangan calon masih sangat tipis dengan margin kesalahan survei sebesar ±4,67 persen.
“Ini menunjukkan rivalitas keduanya masih terbuka,” kata Hermavan.
Secara terpisah, Gottfriedus Goris, pengamat politik Universitas Djuanda, melihat adanya kecenderungan Seran Atang-Annida lebih unggul dari pasangan Dedi.
Menurut Seran, terpilihnya calon kepala daerah pada Pilkada Kota Bogor 2024 akan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni sosok calon dan permasalahan yang berkembang di masyarakat.
“Dedi-Genal, meski berpengalaman di bidang eksekutif dan legislatif, namun tidak mampu menyelesaikan beberapa permasalahan penting di Kota Bogor, seperti pengangguran, pelayanan dasar, serta permasalahan tata kota yang berdampak pada lalu lintas dan kebersihan.”,- dia menjelaskan.
Seran menilai permasalahan tersebut menjadi peluang bagi pasangan lain, khususnya pasangan Atang-Annida, yang dinilai lebih sensitif dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Atang yang punya pengalaman mumpuni di dunia pemerintahan dan Annida yang dinilai mampu menarik perhatian pemilih muda diyakini mampu menciptakan daya tarik elektoral yang kuat, khususnya di kalangan pemilih muda.
“Merupakan momen penting bagi pemilih Kota Bogor untuk memilih pemimpin yang diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada dan membawa perubahan positif bagi kota tersebut pada Pilka 2024,” kata Seran.
Halaman berikutnya
Survei tersebut juga menemukan kesadaran politik warga Kota Bogor sangat tinggi, dimana 82 persen responden mengetahui Pilwalkot Bogor akan digelar pada 27 November 2024.