Jajak Pendapat Pilgub Jatim: Faktor Kemenangan Emil Khofifa di Provinsi Mataraman

Madiun, VIVA – Lembaga Penelitian Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Update terkini Pilgub Jatim 2024 Daerah Mataraman yang meliputi Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Tulungagung, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo mengumumkan hasil penelusuran. Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kota Madiun dan Kabupaten Nganjuk.

Baca juga:

Dedi-Genal yang mencapai angka 42 persen optimistis bisa menang di Kota Bogor

Hasilnya, pasangan calon nomor urut 02 Khofifah Indar Paravansa-Emil Elestianto Dardak unggul jauh dari dua pesaing lainnya, yakni Luluk Nurhamidah-Lukmanul Hakim Nomor Urut 01 dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta Nomor Urut 03.

Baihaki Sirajt, Direktur Eksekutif ARCI, menjelaskan elektabilitas Khofifa-Emil lebih unggul dalam wawancara dengan kuesioner terbuka dan survei tertutup.

Baca juga:

Sekjen PDIP mengisyaratkan ada yang berupaya mengubah kedaulatan rakyat menjadi “kerajaan”.

Calon Gubernur Jawa Timur Khofifa Indar Parawansa.

Yang utama, Luluk Nurhamidah-Lukmanul Hakim 2,6 persen, Xofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak 51,2 Madiun, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta 20,5 Madiun dan yang menjawab tidak tahu 25,7 Madiun, kata Bai. Pernyataan tertulis yang diterima VIVA di Jakarta, Rabu, 20 November 2024, menyebutkan permintaannya di Madiun.

Baca juga:

Ratusan pendukung dua calon gubernur – Kawagub Bali tanpa KTP dibiarkan di luar gedung debat

Simulasi ARCI dengan pertanyaan tertutup, elektabilitas Khofifah-Emil pun semakin tinggi yakni mencapai 62,7 persen. Sementara Luluk-Lukmon sebesar 4,3 persen, disusul Risma-Gus Hans 29,9 persen, dan yang menjawab “tidak tahu” sebanyak 3,1 persen.

Kemudian, tingkat stabilitas pilihan pemilih tertinggi dimiliki ketiga pasangan calon, Khofifa-Emil, disusul Risma-Hans, dan Luluk-Lukman.

Kestabilan pilihan pemilih Luluk-Lukman sebesar 4,3 persen, 46,1 persen tegas tidak akan mengubah pilihan, kemudian 51,2 persen bersedia mengubah pilihan, 2,7 persen menjawab tidak tahu.

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Foto:

  • ANTARA FOTO/Irvansya Putra

Berikutnya, pada Khofifah-Emil, stabilitas pilihannya tidak bisa diubah dari 62,7 persen menjadi 83,7 persen, 13,3 persen menyatakan mungkin akan mengubah pilihan, dan 3 persen menyatakan tidak tahu.

“Dari 29,9 persen, Risma-Gus Hans sebanyak 65,6 persen tidak akan mengubah pilihan, kemudian 20,2 persen mungkin mengubah pilihan, dan 14,2 persen tidak tahu memberi,” kata Bayhaki.

Mengomentari tingginya elektabilitas Khofifa-Emil, Bayhaki menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan Khofifa-Emil menjadi petahana pertama yang menjabat selama lima tahun sehingga banyak yang menilai program tersebut sukses.

Lalu ada faktor image Khofifa sebagai Ketua PP Muslimat NU yang memiliki pemilih perempuan yang cenderung militan, ujarnya.

Tak hanya itu, di Mataraman, citra Emil dinilai menjadi salah satu faktor penentu tingginya terpilihnya paslon 02. “Emil itu anak muda asal Mataraman, beliau juga pernah menjadi Bupati Trenggalek,” kata Bayhaki.

Survei ARCI dilakukan pada tanggal 7 hingga 16 November 2024 dengan jumlah sampel sebanyak 3.600 responden, tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin error sekitar 1,6 persen. Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.

Halaman berikutnya

Sumber: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Halaman berikutnya



Sumber