Kamis, 21 November 2024 – 17.40 WIB
Jakarta – Sejalan dengan tujuan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, industri otomotif diharapkan menjadi salah satu sektor yang mewujudkan visi tersebut.
Baca juga:
10 Mobil Terlaris Oktober 2024: Kejutan dari China
Industri otomotif tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi juga menjadi salah satu pendorong utama penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Namun, industri otomotif menghadapi sejumlah tantangan untuk mencapai potensi maksimalnya.
Salah satunya sejuta jebakan atau penjualan mobil yang tetap di angka satu juta unit sejak 2013.
Baca juga:
Rekor baru terjadi pada penjualan mobil pada Oktober 2024
Faktanya, penjualan mobil diperkirakan hanya mencapai 850.000 unit pada tahun 2024, turun dari 1,005 juta unit pada tahun lalu.
Baca juga:
Terpopuler: Penjualan mobil bisa mencapai 1 jutaan, cara aman membeli motor bekas
Penurunan tersebut tidak hanya menjadi indikator terpuruknya perekonomian nasional, namun juga menunjukkan melemahnya daya beli masyarakat, khususnya segmen kelas menengah.
Sekjen Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Kukuh Kumara pun menjelaskan alasan Indonesia masih stuck. sejuta jebakan.
“Sejak 2013, penjualan tahunannya berkisar satu juta unit. Ironis sekali. Ternyata salah satu penyebab utama stagnasi ini adalah fenomena menurunnya kasta kelas menengah,” ujarnya di Otomotif. Acara Forum Editor sebagai kutipan VIVA di Jakarta.
Dia menambahkan: “Beberapa waktu lalu, menurut peneliti ekonomi, sekitar 10 juta orang kelas menengah masuk kelas, kelas turun, hampir 10 juta. Hal ini memaksa masyarakat untuk membeli lebih sedikit mobil. Meskipun kelas menengah telah memberikan kontribusi besar dalam hal ini. membeli kendaraan,” ujarnya.
Selain itu, Kukuh juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat kepemilikan mobil yang relatif rendah dibandingkan negara sejenis di ASEAN.
“Kalau dilihat data kepemilikan mobil di Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara sejenis di ASEAN, kita masih di angka 99 mobil per seribu penduduk, sedangkan tetangga kita Malaysia di angka 490 mobil per seribu penduduk. Lalu di Thailand, per seribu penduduknya 270,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kukuh berharap investasi di Indonesia meningkat sehingga mendorong masyarakat membeli kendaraan bermotor.
Saya berharap investasi seperti pembangunan pabrik dapat memberikan dampak kepada masyarakat sehingga meningkatkan daya beli kendaraan bermotor, ujarnya.
Halaman berikutnya
“Sejak 2013, penjualan tahunannya berkisar satu juta unit. Ironis sekali. Ternyata salah satu penyebab utama stagnasi ini adalah fenomena menurunnya kasta kelas menengah,” ujarnya di Otomotif. Forum Redaksi dipersembahkan oleh VIVA di Jakarta.