Kamis, 21 November 2024 – 16:09 WIB
Jakarta – Di Indonesia, kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada musim hujan. Kondisi cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit ini, menjadi faktor utama peningkatan kasus. Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah penderita demam berdarah meningkat tajam di beberapa daerah, dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
Baca juga:
Kasus DBD Meningkat, Pakar: 50% Kematian dalam 5-14 Tahun
Pada tahun 2023, terdapat total 114.720 kasus dan 894 kematian. Sementara itu, dilaporkan 210.644 kasus dan 1.239 kematian akibat demam berdarah di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi pada minggu ke-43 tahun 2024. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hingga minggu ke-43, total kasus suspek DBD yang dilaporkan melalui SKDR mencapai 624.194 kasus.
Setiap orang berisiko tertular demam berdarah, namun penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan penduduk usia kerja. Sekitar 75 persen kasus DBD terjadi pada kelompok usia 5-44 tahun, dengan persentase kematian tertinggi terjadi pada kelompok usia 5-14 tahun sebesar 40 persen.
Baca juga:
Bisa berakibat fatal, berikut 3 hal yang harus dilakukan untuk mencegah demam berdarah
“Kami melihat banyak kematian dan kasus baik secara global maupun di Indonesia. Kasus meningkat pada tahun 2023 dan 2024, dengan minggu ke 38 dari 52 (197.396 kasus) lebih tinggi dibandingkan tahun 2023. Risiko tertinggi berada di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Tengah Jawa” Memang nyamuk ada di wilayah Jawa dan sekitarnya banyak peluang untuk berkembang biak karena yang mereka cari adalah air bersih,” kata Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Kerja Indonesia (PERDOKI), DR.Dr.Astrid B Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Subsp.BloKo( K ), pada acara Sinergi Aksi Korporasi SIAP Melawan Demam Berdarah, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Baca juga:
Mitos Tentang Demam Berdarah: Kalau Tertular Berarti Kebal, Ini Faktanya!
Melihat perkembangan kasus ini, dapat disimpulkan bahwa pemerintah belum mampu menghilangkan masalah demam berdarah di Tanah Air pada tahun 2024, meskipun telah dilakukan berbagai upaya. Dr. Astrid juga mengakui hal ini, dan menekankan bahwa disiplin masyarakat dapat diabaikan dan tindakan kolektif dapat diambil untuk memerangi demam berdarah.
“Jadi jelas sekali kita belum berhasil dalam memerangi DBD. Padahal banyak upaya yang telah dilakukan, misalnya dengan 3M dan lainnya, namun rasanya sangat sulit karena upaya seperti 3M bisa saja ditinggalkan,” jelasnya. .
Selain menjaga kebersihan lingkungan dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur), masyarakat Indonesia juga diimbau untuk segera mendapatkan vaksin demam berdarah. Karena agar tidak tertular penyakit DBD, upaya pencegahan harus dilakukan pada setiap tubuh manusia.
10 cara mengusir nyamuk di rumah dengan bahan alami yang belum diketahui banyak orang
Temukan 10 cara efektif mengusir nyamuk di rumah menggunakan bahan-bahan alami yang kurang diketahui. Praktis, aman dan efektif tanpa bahan kimia!
VIVA.co.id
18 November 2024