Sabtu, 23 November 2024 – 05:40 WIB
Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun gunung untuk menenangkan Gubernur Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 dan Wakil Gubernur DKI Nomor 3 Pramono Anung dan Rano Karno “Si Doel”.
Baca juga:
KPU menyatakan calon gubernur Papua Barat Daya yang dibatalkan bisa maju dalam pilkada
Menurut pengamat politik Adi Prayitno, dukungan elite politik seperti Anies Baswedan terhadap pasangan calon nomor urut 3 sangat penting untuk meningkatkan elektabilitas pasangan calon yang didukungnya.
“Saya kira dalam sistem pemilihan gubernur langsung, endorsement atau dukungan dari orang-orang penting seperti Jokowi, Anies dan lainnya pasti penting,” kata Adi Prayitno kepada tvOne, dalam perbincangan, Jumat, 22 November 2024.
Baca juga:
Jajak Pendapat: Cakada yang diusung KIM Plus berpeluang mengalahkan PDIP di daerah pemilihan XI Jabar.
Bahkan Jokowi turut membantu Ridvon Komil. Menurut Adi, dukungan pasangan calon baik Jokowi, Anies Baswedan, maupun elite politik lainnya bertujuan untuk menggandakan kemenangan di Pilkada Jakarta.
“Saya heran kenapa Megawati sebenarnya tidak muncul di Jakarta. Mungkin itu bagian dari dialog politik untuk menghindari pertentangan dan menghindari isu-isu negatif,” ujarnya.
Baca juga:
Pengamat menyebut dukungan terbuka Anies sebagai “berkah” bagi Pram-Rano
Padahal, lanjut Adi, jika ditilik lebih jauh, tidak semua paslon di Jakarta menonjolkan corak partai yang didukungnya. Ketiga paslon tersebut lebih memilih mencalonkan diri sendiri tanpa partai politik yang didukungnya.
Di sisi lain, nama endorser yang muncul adalah tokoh parpol nonelit seperti Jokowi dan Anies Baswedan.
“Sampai hari ini terungkap bagaimana Anies Basvedan mendukungnya, dia pemain natural. Kita tahu Anies berselisih dengan PDIP sejak 2017 yang berbeda politik, tapi hari ini di pilkada ini keyakinan politiknya Begitu pula dengan Anies yang dulunya rival, tiba-tiba “tampak yakin akan dinaturalisasi dan menggandakan dukungannya pada Pilkada di Jakarta.” dia menjelaskan.
Atas dasar itu, di menit-menit akhir pilkada, dukungan para elite politik sangat penting dan dimaksimalkan untuk turun langsung ke masyarakat, mengajak para pendiri untuk mendukung calon dari pasangan yang dibutuhkan
“Karena kalau endorsementnya hanya sebatas foto dan pernyataan masyarakat saja akan sedikit kurang, karena pemilih di Jakarta sangat independen dan tidak bisa didikte oleh elite, sehingga model kampanye politik yang disukai saat ini adalah tatap muka. – berkampanye di rumah dan mengajak mereka memilih pasangan calon,” ujarnya
Halaman berikutnya
“Sampai hari ini terungkap bagaimana Anies Basvedan mendukungnya, dia pemain natural. Kita tahu Anies berselisih dengan PDIP sejak 2017 yang berbeda politik, tapi hari ini di pilkada ini keyakinan politiknya Begitu pula dengan Anies yang dulunya rival, tiba-tiba “tampak yakin akan dinaturalisasi dan menggandakan dukungannya pada Pilkada di Jakarta.” dia menjelaskan.