Jumat, 22 November 2024 – 14:02 WIB
Jakarta – Pada kuartal ketiga tahun 2024, para ahli Kaspersky menemukan bahwa jumlah pengguna yang terpapar aplikasi VPN gratis palsu di kawasan Asia-Pasifik meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan kuartal kedua tahun ini.
Baca juga:
Ransomware baru akan menghancurkan data Anda secara instan
Aplikasi ini merupakan malware atau program yang dapat digunakan oleh penjahat dunia maya. Pertumbuhan ini akan berlanjut hingga kuartal keempat tahun 2024.
VPN (jaringan pribadi virtual) adalah layanan yang dirancang untuk memberikan keamanan dan privasi kepada pengguna dengan menyembunyikan alamat IP mereka.
Baca juga:
Peretas menjadi semakin sadis
Akibatnya, Penyedia Layanan Internet (ISP) dan pihak ketiga lainnya tidak dapat melihat situs web mana yang dikunjungi pengguna atau data apa yang dikirim dan diterima.
Fitur VPN yang populer bagi pengguna perorangan adalah kemampuan untuk “mengubah” alamat Anda dengan berpindah ke server di negara lain.
Baca juga:
Hindari musibah ini dengan tips sederhana
Fitur ini memungkinkan akses ke konten web yang dibatasi secara geografis, seperti acara di platform layanan streaming. Penjahat dunia maya memanfaatkan pengguna yang ingin menggunakan layanan VPN gratis.
Pada Mei 2024, penegak hukum membongkar botnet (jaringan perangkat komputer curian) yang dikenal sebagai 911 S5.
Beberapa layanan VPN gratis (MaskVPN, DewVPN, PaladinVPN, ProxyGate, ShieldVPN, dan ShineVPN) digunakan untuk membuat botnet ini.
Pengguna yang memasang aplikasi VPN ini mengubah perangkat mereka menjadi server proxy yang mengalihkan lalu lintas orang lain.
Jaringan berbahaya ini mencakup 19 juta alamat IP unik di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, menjadikannya botnet terbesar yang pernah dibuat.
Administrator botnet menjual akses ke server proxy yang diinstal pada perangkat pengguna dengan aplikasi berbahaya kepada penjahat dunia maya lainnya, dan skema ini digunakan untuk serangan siber, pencucian uang, dan penipuan massal.
“Permintaan aplikasi VPN di semua platform, termasuk ponsel pintar dan komputer, semakin meningkat. Saat pengguna menemukan aplikasi VPN di toko resmi seperti Google Play, mereka yakin bahwa aplikasi tersebut aman dan dapat digunakan untuk mengakses konten yang awalnya tidak tersedia di lokasi mereka. Mereka juga berpikir alangkah baiknya jika layanan VPN itu gratis! Namun, hal ini sering kali merupakan jebakan, karena kasus terkini dan statistik kami menunjukkan peningkatan tajam dalam kasus aplikasi VPN berbahaya. Agar tetap aman, pengguna harus mewaspadai ancaman ini dan menggunakan solusi keamanan serta layanan VPN yang andal dan dapat dipercaya,” kata Vasily Kolesnikov, pakar keamanan Kaspersky.
Halaman berikutnya
Beberapa layanan VPN gratis (MaskVPN, DewVPN, PaladinVPN, ProxyGate, ShieldVPN, dan ShineVPN) digunakan untuk membuat botnet ini.