Jumat, 22 November 2024 – 23:11 WIB
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengumumkan hasil keuangan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 8% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 4,84 triliun. .
Baca juga:
Pasar saham Asia melemah karena laporan pendapatan Nvidia yang kuat
Hasil ini menunjukkan kinerja operasional yang baik dan pertumbuhan keuangan yang stabil dalam menghadapi tantangan pasar global.
Dalam keterangan resminya, Harita Nickel menjelaskan pendapatan perseroan sebesar Rp 20,38 triliun, meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga:
Secara hilir, lihat detail kinerja keuangan Grup MIND ID Q3 2024.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh peningkatan volume produksi pada perusahaan pertambangan dan pengolahan. Laba kotor mencapai Rp6,66 triliun, naik 9% year-on-year, sedangkan EBITDA meningkat 14% menjadi Rp8,88 triliun.
Kepala Hubungan InvestorPT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, Lukito Gozali mengatakan, hasil tersebut mencerminkan upaya berkelanjutan perseroan dalam mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global.
Baca juga:
SeaBank melaporkan laba bersih Rp 291 miliar pada Q3 2024, fokus pada pembiayaan segmen ritel
“Peningkatan kapasitas produksi kami akan mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” ujarnya, Jumat, 22 November 2024.
Dari sisi operasional, volume produksi juga mengalami peningkatan. Produksi bijih nikel lebih dari 16,27 juta metrik ton basah (wmt), naik 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Produksi FeNi dari smelter RKEF sebesar 95.813 ton, naik 39% YoY, sedangkan pabrik HPAL memproduksi MHP Ni sebanyak 71.531 ton, naik 47% YoY.
Fasilitas HPAL kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), memulai lini produksi pertamanya pada bulan April 2024, dan ketiga lini produksi berhasil mencapai kapasitas penuh pada bulan Agustus. Keberhasilan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap keseluruhan volume produksi fasilitas HPAL dan membantu divisi pertambangan meningkatkan penjualan bijih nikel. Selain itu, pabrik pertama HPAL mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik pada bulan Agustus, menambah lini produk perusahaan.
Harita Nickel, lanjut Lukito, terus fokus meningkatkan kapasitas produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Investasi perseroan pada fasilitas peleburan dan pengolahan ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendukung program hilirisasi. Harita Nickel juga berkomitmen terhadap praktik berkelanjutan dan terus mendorong perkembangan industri nikel di Indonesia.
Halaman berikutnya
Dari sisi operasional, volume produksi juga mengalami peningkatan. Produksi bijih nikel lebih dari 16,27 juta metrik ton basah (wmt), naik 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.