Sabtu, 23 November 2024 – 01:31 WIB
Beijing, VIVA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan, tindakan veto Amerika Serikat (AS) terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Gaza sekali lagi menunjukkan standar ganda AS.
Baca juga:
Prabowo sedang unjuk gigi bersuara membela Palestina di mata dunia
“Komunitas internasional sekali lagi menyebutkan standar ganda yang sama seperti Amerika, dan Amerika sekali lagi berada di pihak yang berlawanan dengan seruan internasional untuk gencatan senjata, harapan kelangsungan hidup rakyat Palestina, dan hati nurani kemanusiaan,” kata Lin Jian. . Konferensi pers di Beijing pada Jumat, 22 November 2024.
Amerika Serikat pada hari Rabu kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen di Jalur Gaza. Rancangan resolusi yang diajukan 10 anggota DK antara lain Aljazair, Ekuador, Guyana, Malta, Mozambik, Korea Selatan, Sierra Leone, Slovenia, dan Swiss memperoleh 14 suara.
Baca juga:
Badan Perdagangan dan Pembangunan AS sedang membangun pusat komando di IKN Nusantara, itulah tujuannya.
“Rancangan resolusi tersebut jelas menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, yang sejalan dengan tindakan yang tepat dari Dewan Keamanan dan mencerminkan keinginan kuat masyarakat internasional untuk perdamaian,” tambahnya.
Baca juga:
Menurut ICC, keputusan ICC mengakhiri impunitas para pejabat Israel selama puluhan tahun.
Lin Jian mengatakan konflik di Gaza masih terus berlanjut dan bencana kemanusiaan masih terus meningkat.
“Tugas paling penting saat ini adalah memfasilitasi implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB secara penuh dan efektif oleh pihak-pihak yang berkonflik, dan memfasilitasi gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza, sehingga menciptakan kondisi untuk memitigasi krisis kemanusiaan,” kata Lin. Jian.
“Tiongkok, kata Lin Jian, juga mendesak AS untuk meninggalkan kalkulasi politik, berhenti mengabaikan hukum internasional dan hukum humaniter internasional secara selektif, memikul tanggung jawabnya sebagai kekuatan besar, dan mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. serta menyerukan peran konstruktif untuk stabilitas “. kata Lin Jian.
Lin Jian mengatakan konflik 13 bulan di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“AS sendirian memveto rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza, yang sekali lagi membuat upaya Dewan Keamanan PBB dan internasional terhenti,” tambahnya.
Selain menyerukan gencatan senjata, resolusi tersebut juga menegaskan kembali tuntutan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, sekaligus mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi kewajibannya menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Resolusi tersebut juga menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin meningkat dan menyerukan akses segera terhadap layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan warga sipil di Jalur Gaza untuk kelangsungan hidup mereka.
Rancangan resolusi PBB juga menolak “segala upaya untuk membuat rakyat Palestina kelaparan” dan menyerukan akses penuh, cepat, aman dan tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan berskala besar ke Jalur Gaza dan seluruh wilayah.
Namun, veto AS menghalangi penerapan langkah-langkah tersebut.
Menurut Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood, Washington tidak dapat mendukung gencatan senjata tanpa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas. Dia bersikeras bahwa perang harus diakhiri dengan pembebasan para sandera.
Veto AS pada hari Rabu adalah veto keempat terhadap rancangan resolusi yang bertujuan menyelesaikan konflik di Jalur Gaza melalui gencatan senjata.
Tiga veto AS sebelumnya terjadi pada Oktober 2023, Desember 2023, dan Februari 2024.
Pada rancangan resolusi lainnya, AS hanya abstain tanpa mendukungnya.
Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel yang tiada henti di Jalur Gaza telah memakan korban jiwa 44.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai ratusan ribu orang. (semut)
Halaman berikutnya
“Tugas terpenting saat ini adalah memfasilitasi implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB secara penuh dan efektif oleh pihak-pihak yang berkonflik, dan memfasilitasi gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza, sehingga menciptakan kondisi untuk meringankan krisis kemanusiaan,” kata Lin. Jian.