Dharma Pongrekun menjelaskan alasan dirinya gagal menjadi ketua umum BPK sebanyak tiga kali

Minggu, 24 November 2024 – 05:50 WIB

Jakarta — Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengungkap pengalaman pribadinya mencalonkan diri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga:

Dharma Pongrekun menjelaskan alasannya mengusung jalur mandiri pada Pilkada Jakarta 2024

Dalam pernyataannya yang berapi-api, Dharma menyebut dirinya sudah tiga kali mengikuti ujian kompetitif calon pimpinan KPK, namun selalu gagal.

Menurutnya, kegagalannya bukan karena kurangnya kompetensi atau kejujuran, melainkan karena sifatnya yang dinilai sulit dikendalikan.

Baca juga:

Ganjarist mengumpulkan para pemimpin daerah untuk memenangkan Pramono-Rano di Jakarta

Dharma Pongerekun, Debat Ketiga Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

“Saya sudah tiga kali mengikuti kompetisi menjadi Pimpinan KPK, namun selalu gagal.” “Yang menilai saya melihat emosi saya tidak terkendali, sehingga saya tidak akan pernah lepas,” kata Dharma saat pidato kampanye besar, Sabtu, 23 November 2024 di Lapangan Tabaci, Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga:

RK mengajak warga Jakarta untuk memilih nomor 1: Hidup lebih mudah tahun depan

Menurut Dharma, kegagalannya dalam ujian kompetitif bukan karena kurangnya integritas atau kemampuan.

Permasalahan sebenarnya, kata dia, tidak bisa dikendalikan oleh pihak tertentu.

“Ini bukan soal kemampuan atau apakah saya punya integritas atau tidak. Ini bahkan bukan tentang akun atau aset saya. Tapi yang jadi pertanyaan apakah saya bisa dikontrol atau tidak, imbuhnya.

Lebih lanjut, Dharma bercerita tentang motivasi pribadi yang membawanya terjun ke dunia politik dan mengikuti kompetisi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

Menurutnya, air mata mengalir saat melihat dengan mata kepala sendiri penderitaan rakyat.

Menurut dia, rasa empati dan kepeduliannya terhadap penderitaan rakyat menjadi salah satu alasan kuat yang memotivasi dirinya mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.

“Kalau saya menitikkan air mata, bukan karena saya menangis, tapi karena saya tidak bisa mengendalikan emosi setelah melihat penderitaan warga. “Bukan sekedar cerita sinetron, ini kenyataan yang saya lihat sendiri,” kata Dharma.

Dharma juga menyoroti para pemimpin yang menurutnya tidak pernah menyaksikan atau merasakan penderitaan rakyat.

Menurutnya, pemimpin seperti itu hanya mampu mengucapkan kata-kata kosong, menjanjikan keuntungan politik, namun kenyataannya hanya mengutarakan kata-kata kosong yang berujung pada korupsi.

“Pemimpin yang tidak melihat penderitaan rakyat dengan mata kepala sendiri tetapi terus berbicara tentang rakyat pada akhirnya akan terjerat kasus korupsi dan ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka seharusnya malu,” tambah Dharma.

Melalui pengakuan dan pernyataan harunya, Dharma Pongrekun menunjukkan tekadnya untuk memperjuangkan nasib masyarakat Jakarta, dan bahwa kepemimpinan yang ia tawarkan bukanlah sekedar janji kosong, melainkan aksi nyata untuk mensejahterakan rakyat

Halaman berikutnya

“Ini bukan soal kemampuan atau apakah saya punya integritas atau tidak. Ini bahkan bukan tentang akun atau aset saya. Tapi yang jadi pertanyaan apakah saya bisa dikontrol atau tidak, imbuhnya.

Kisah memilukan Tom Haye saat putranya dirawat di rumah sakit sebelum pertandingan Arab Saudi



Sumber