Diberdayakan oleh BRI, petani Mangga Bondowoso dapat memperluas lahan dan meningkatkan penghidupan mereka.

Sabtu, 23 November 2024 – 19:28 WIB

VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan UKM dan swasta, khususnya bagi petani di pedesaan. Abu Sufyan, petani mangga di Desa Botolingo, Kecamatan Botolingo, Bondovoso, Jawa Timur, mampu meningkatkan skala usahanya secara signifikan berkat peluang yang didukung BRI.

Baca juga:

Direktur Utama BRI dinobatkan sebagai ‘CEO Terbaik’ atas karya terluas di bidang keuangan berkelanjutan

Mangga alpukat dari Desa Botolingo memiliki rasa manis yang unik, kadar air yang rendah, tekstur yang lembut dan cara menikmatinya yang unik yaitu dengan memakan dagingnya secara langsung. ri merupakan produk yang enak disendok seperti buah alpukat. Keunggulan tersebut menjadikan Mangga Botolingo populer di pasar lokal dan menarik perhatian luar daerah.

Baca juga:

BCA Syariah mengadakan workshop yang mendorong keterampilan literasi keuangan syariah

Abu Sufyan yang dikenalkan dengan BRI melalui teman-teman petani lainnya yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga, mulai mencari dukungan modal usaha dari BRI melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Modal awal yang diterima dari BRI membantunya meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman.

Abu Sufyan dan rekan-rekannya di kelompok tersebut tidak hanya menerima dukungan permodalan, tetapi juga dukungan dan pelatihan dari BRI, mulai dari pengelolaan keuangan hingga penggunaan metode pembayaran modern seperti QRIS dan aplikasi BRImo.

Baca juga:

Dorong pengembangan penyandang disabilitas, BRI Peduli salurkan beasiswa dan infrastruktur ke YPAC Jakarta

“BRI sangat membantu bisnis saya. Prosesnya cepat dan saya juga sedang dalam proses mengelola keuangan saya dengan lebih baik. “Dengan BRImo, operasional perdagangan akan lebih praktis dan efisien,” kata Abu Sufyan.

Melalui pembinaan yang diberikan BRI, Abu Sufyan kini sudah bisa menjual produknya ke luar daerah. Sistem pemasarannya tidak hanya dilakukan secara lokal, namun juga secara online di wilayah lain seperti DKI Jakarta. Meski pemasaran utama dilakukan langsung di sekitar desanya, namun dukungan yang diberikan membuka peluang bagi Abu Sufyan untuk memperluas peluang pasarnya.

Dengan penghasilan bersih puluhan juta rupee per bulan, Abu Sufyan kini mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya. Pendapatan dari usaha mangga ini digunakan untuk membiayai pendidikan anak, menunjang perekonomian keluarga dan membeli aset berupa tanah. Total luas lahan yang dikelolanya kini hampir mencapai 5 hektar, dan mempekerjakan sekitar 10 orang pekerja lokal yang membantu berbagai aktivitas, antara lain merawat, memetik, dan mengemas buah mangga hingga siap dijual.

Berbicara pada acara terpisah, Senior Executive Vice President BRI Ultra Micro M. Candra Utama Abu Sufyan menyoroti bagaimana kemitraan berkelanjutan dan dukungan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal dan menciptakan lapangan kerja di wilayah tersebut. Menurut dia, dukungan BRI tidak hanya mencakup pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan teknologi agar petani dapat mengelola usahanya secara lebih profesional dan efisien.

“Abu Sufyan adalah contoh nyata bagaimana inovasi, teknologi, dan kolaborasi dapat mengubah kehidupan. Melalui kemitraan dengan BRI ini, kami ingin melihat lebih banyak petani yang tidak hanya bertumbuh, namun menjadi penggerak perekonomian di wilayahnya, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. “Dengan pendekatan pendampingan yang tepat, kami yakin bisnis yang dipimpin Abu Sufyan tidak hanya akan bertahan, tapi tumbuh lebih besar, memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Dengan penghasilan bersih puluhan juta rupee per bulan, Abu Sufyan kini mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya. Pendapatan dari usaha mangga ini digunakan untuk membiayai pendidikan anak, menunjang perekonomian keluarga dan membeli aset berupa tanah. Total luas lahan yang dikelolanya kini hampir mencapai 5 hektar, dan mempekerjakan sekitar 10 orang pekerja lokal yang membantu berbagai aktivitas, antara lain merawat, memetik, dan mengemas buah mangga hingga siap dijual.

Halaman berikutnya



Sumber