Senin, 25 November 2024 – 20.30 WIB
London, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakri mengatakan perdagangan, investasi berkelanjutan, dan teknologi ramah lingkungan merupakan arah utama kemitraan strategis baru Indonesia-Inggris yang akan dimulai tahun depan.
Baca juga:
Menteri Rosan mendapatkan tindakan cepat untuk memenuhi komitmen investasi $8,5 miliar dari 10 perusahaan Inggris
Bakri juga menekankan perlunya mendorong investasi asing langsung (FDI) yang dapat menciptakan lapangan kerja.
“Khususnya pada sektor-sektor yang menciptakan peluang ekonomi. Kita juga perlu mempersiapkan tenaga kerja kita untuk lanskap energi hijau dan digitalisasi,” kata Bakri di OWO, 57 Whitehall, London SW1A 2BX, Inggris, Jumat (22 November).
Baca juga:
Indonesia Investment Forum London, Ketua Kadin Anindya Bakrie menjelaskan strategi RI mengembangkan green finance
Ia menambahkan, memanfaatkan letak Indonesia yang strategis dan meningkatkan daya saing global sangatlah penting.
Investasi berorientasi ekspor dan investasi energi ramah lingkungan, khususnya investor asing, harus ditingkatkan secara signifikan.
Baca juga:
Kadin Indonesia menjamin potensi pembiayaan energi hijau dan perumahan dari LSEG
“Dengan keahlian Inggris yang melengkapi pasar Indonesia yang dinamis, diharapkan dapat mendukung target pertumbuhan 8 persen dan selaras dengan Peta Jalan Kemitraan Indonesia-Inggris 2022-2024,” kata Bakrie.
Ia menambahkan: “Ini menunjukkan bahwa hubungan kedua negara semakin kuat. “Kami tidak hanya membangun perekonomian yang lebih kuat, namun juga bekerja sama untuk memecahkan permasalahan global.”
Selain itu, Bakri mencatat, Indonesia juga fokus pada proyek energi terbarukan dan industri hilir.
“Indonesia telah memberikan komitmen kuat yang mencakup 100 GW energi baru selama lima tahun ke depan, 75 persen di antaranya akan berasal dari sumber terbarukan,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia juga sedang mengembangkan jaringan listrik sepanjang 70.000 kilometer untuk menghubungkan pulau-pulau besar di negara ini.
Terdapat juga rencana reboisasi skala besar untuk memulihkan 12 juta hektar lahan terdegradasi di seluruh Indonesia.
“Selain itu, kami sedang membangun pasar karbon bersertifikat di Indonesia untuk memobilisasi aliran keuangan dari wilayah utara ke wilayah selatan,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Sumber: Dokumen Kamar Dagang dan Industri Indonesia.