Bela Jokowi, Rampai Nusantara tak sependapat dengan Hasto soal kriminalisasi Anies

Senin, 25 November 2024 – 21:21 WIB

Jakarta – Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar tak sependapat dengan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Cristianto soal penuntutan Anies Baswedan dalam dugaan pengusutan kasus Formula.

Baca juga:

Pada Pilgub Sumut, pengumuman soal Pesta Cokelat Gerak dinilai menimbulkan masa tenang yang tidak menentu.

Menurut Semar, pernyataan Hasto tidak ada buktinya. Sementara itu, persidangan saat itu sedang berlangsung. Oleh karena itu, menurutnya tidak tepat jika disebut sebagai kriminalisasi.

Meski masih belum ada status mencurigakan bagi Anies, nyatanya saat itu sebelum kerja sama dengan Jokowi putus, Hasto merupakan Sekjen PDI Perjuangan yang diduga kuat mencoba memaksa Anies melakukan kekerasan. sudah menyebar. Diduga melunakkan langkah Ganjar,” kata Semar, Senin, 25 November 2024.

Baca juga:

Mantan Wantimpres Kecewa, Katanya Jokowi Harus Jadi Negarawan di Pilkada

Menurut Semar, kepentingan Jokowi sudah terlaksana karena sudah dua periode menjabat sebagai presiden. Jadi, tudingan menghalangi seseorang melalui proses hukum sangat tidak berdasar.

Logikanya, Jokowi sudah tidak punya kepentingan politik lagi terhadap Anies Baswedan, karena sudah tidak ada lagi perdebatan yang memperbolehkan Jokowi berhadapan dengan Anies. Ya, yang paling logis adalah kepentingan PDI Perjuangan dipaksakan melalui Jokowi, nampaknya hal ini partai tidak dapat dikendalikan oleh

Baca juga:

Kiai Khos Jokowi Bertemu Sendirian dengan NU Jateng Jelang Pilkada, Apa yang Terjadi?

Menurut dia, pernyataan Hasto juga terbantahkan fakta yang membuktikan Anies Baswe tidak diduga terlibat kasus hukum hingga Jokowi mengundurkan diri.

“Akan sangat mudah untuk mempercepat proses jika Jokowi sebagai presiden saat itu ingin menggunakan berbagai bukti yang ada untuk mencurigai Anies, namun kenyataannya hingga Jokowi mengundurkan diri, Anies belum berstatus tersangka dan persidangan tetap berjalan. sedang berlangsung”, kata Semar yang juga aktivis 98.

Semar mengingatkan Hasto agar ke depannya bijak dalam berpolitik dan tidak mudah menyudutkan pihak yang tidak sependapat dengannya secara politik. Ia memintanya untuk fokus pada kasus hukum yang digelutinya, termasuk kasus Harun Masiku yang belum terungkap.

“Hasto, jangan kasar dalam berpolitik, kalau tidak sesuai kepentingannya langsung didiskreditkan dan disalahkan tanpa dasar yang jelas, apalagi kalau begitu. lembut “Ya, dari pada lari atau menangis di depan masyarakat dan memohon ampun, pertanggungjawabkan perbuatanmu, dan ketika Hasto bersembunyi di PTIK dan hendak ditangkap penyidik ​​KPK, kita hukum dengan keras. kita masih ingat dia curiga. dilindungi oleh orang-orang kuat, sehingga berhasil melarikan diri,” imbuhnya.

Ia pun heran dengan manuver PDI Perjuangan saat ini di Pilkada DKI Jakarta. Ia juga menyebut pilkada di Jakarta memberi kesan simbol-simbol partai disembunyikan. Menurutnya, hal itu dilakukan agar tidak merusak suara.

Tapi memang merusak suara, tapi masyarakat cerdas dan tahu Pram-Doel sama-sama kader PDIP asli, pasti pengurus partai, imbuh Semar.

Semar juga mengkritisi pernyataan Hasto lainnya yang menyebut salah satu pejabat hukum terlibat kepentingan politik praktis. Menurutnya, pernyataan tersebut juga tidak memiliki bukti dan dasar.

“Tuduhan Hasto yang menyebut penegak hukum terlibat dalam perebutan kekuasaan politik tidak berdasar dan hanya cenderung menebar kebohongan atau ujaran kebencian. Kalau dirasa ada bukti, laporkan saja, jangan hanya membuat keributan, sebenarnya o Selama 10 tahun terakhir Tahun, Hasto dan Partai “Partai ini dan seluruh kepentingan para petingginya didukung oleh lembaga-lembaga yang mempunyai kekuatan besar,” tutupnya.

Halaman berikutnya

“Hasto, jangan kasar dalam berpolitik, kalau tidak sesuai dengan kepentingannya, dia akan langsung didiskreditkan dan disalahkan tanpa alasan yang jelas. Juga, kalau lembek, lari atau menangis daripada ‘cambuk, tanggung jawablah. atas perbuatannya. Mohon ampun dihadapan masyarakat, dan kita masih ingat, Hasto bersembunyi di PTIK saat penyidik ​​KPK ingin menangkapnya, dia kuat Dia curiga kuat dia dilindungi orang dan berhasil melarikan diri,” imbuhnya.



Sumber