Selasa, 26 November 2024 – 02:08 WIB
Jakarta – Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan elit Tentara Nasional Indonesia (TNI AD), telah lama menjadi simbol keperkasaan militer Indonesia.
Baca juga:
Hizbullah menembakkan 250 roket ke Israel, melukai beberapa orang
Pasukan militer Kopassus merupakan pasukan yang menakutkan sekaligus menjadi kebanggaan bagi Indonesia karena kiprahnya, prajurit Kopassus dapat menguasai berbagai taktik dan teknik peperangan khusus yang unggul di segala bidang bahkan di darat. , laut dan udara.
Namun di balik prestasi luar biasa yang diraih Kopassus ada sosok visioner yang berjasa besar yakni Letkol Infantri Mochammad Idjon Djanbi. Dialah yang mendirikan pembentukan Korps Baret Merah
Baca juga:
TNI Angkatan Laut akan mengerahkan 19.793 prajurit dan sejumlah kapal perang besar untuk menangani logistik Pilkada 2024.
Sebelum disebut Kopassus, satuan ini awalnya bernama Satuan Komando Teritorial III, satuan tersebut merupakan pionir pembentukan Korps Baret Merah yang dipercayakan kepada Letkol Infantri Mochamad Idjon Djanbi.
Profil dan Tindakan Letkol Mochamad Idjon Djanbi
Baca juga:
Iran siap membalas Israel, kata penasihat senior Ali Khamenei
Letkol Idjon Djanbi, nama asli Rokus Bernardus Visser, lahir 13 Mei 1914 di Zuid-Holland, Belanda, adalah salah satu pendiri dan komandan pertama Kopassus Indonesia.
Pria yang akrab disapa ayah Kopassus ini hijrah ke Indonesia dan menjadi anggota TNI setelah dinaturalisasi dari Belanda karena rasa cinta terhadap negaranya.
Ia sebelumnya pernah bergabung dengan satuan tempur tentara Belanda bernama Brigade Putri Irene, yang membela negaranya dari invasi Jerman pada Mei 1940 selama Perang Dunia II.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1947, Idjon Djanbi tidak kembali ke negaranya dan memilih tinggal di Indonesia hingga ia menikah dengan wanita Indonesia dan masuk Islam.
Setelah Idjon Djanbi menikah dan menetap di Indonesia, ia meminta Kolonel AE Kawilarang yang dilantik oleh Panglima Siliwangi untuk merintis pasukan komando dan diangkat menjadi mayor infanteri karena pengalamannya yang luas sebagai anggota pasukan komando di medan perang. . Perang Dunia II.
Terbentuknya kekuatan elit militer tersebut akhirnya mulai membuahkan hasil, berhasil menumpas pemberontakan DI/TII dan PRRI Permesta.
Mulai tanggal 16 April 1952, di bawah komando Idjon, dibentuklah pasukan khusus di bawah komando Komando Wilayah Angkatan Darat III/Siliwangi atau Kesko III yang sekarang dikenal dengan nama Kopassus.
Di bawah kepemimpinannya, Kesco menjadi kekuatan yang dahsyat dan berhasil meredam operasi pemberontakan yang menjamur di Indonesia, hingga Letkol Idjon Djanbi dinobatkan sebagai ayah Kopassus atas kontribusinya terhadap pasukan elit TNI AD.
Halaman berikutnya
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1947, Idjon Djanbi tidak kembali ke negaranya dan memilih tinggal di Indonesia hingga ia menikah dengan wanita Indonesia dan masuk Islam.