Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet tingkat tinggi, membahas gencatan senjata Israel dengan Hizbullah

Selasa, 26 November 2024 – 12:47 WIB

Tel Aviv, LANGSUNG – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan rapat kabinet keamanan tingkat tinggi di Tel Aviv pada Selasa malam, 26 November 2024. Agenda pertemuan tersebut adalah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari dengan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Baca juga:

Akankah Biden dan Macron mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, dan meredakan konflik?

Israel dan Hizbullah telah merundingkan gencatan senjata setelah lebih dari setahun berperang. Hal ini dilaporkan oleh seorang pejabat Israel Waktu Israel Senin, 25 November 2024.

Menurut pejabat itu, Israel telah menerima gencatan senjata sementara. Namun gencatan senjata bukanlah akhir dari perang melawan Hizbullah.

Baca juga:

Menteri Luar Negeri Italia mengatakan surat perintah penangkapan Netanyahu oleh ICC tidak akan mempercepat perdamaian di Timur Tengah

“Kami tidak tahu berapa lama hal ini akan berlangsung,” kata pejabat tersebut mengenai gencatan senjata.

“Bisa sebulan atau setahun,” lanjut pejabat itu.

Baca juga:

Musim dingin telah memperburuk kondisi pengungsi Gaza, dengan hujan lebat membanjiri tenda-tenda darurat

Beberapa sumber di Lebanon juga mengatakan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron diperkirakan akan segera mengumumkan dukungan mereka terhadap gencatan senjata.

Di Washington, Juru Bicara Keamanan Dalam Negeri AS John Kirby mengatakan bahwa upaya gencatan senjata hampir tercapai.

“Kami sudah dekat, tapi tidak ada yang akan dilakukan sampai semuanya selesai,” kata pejabat itu.

FYI, perang antara Israel dan Hizbullah saat ini merupakan bagian dari ketegangan Timur Tengah terkait konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung lama. Selain itu juga karena pengaruh dari berbagai aktor daerah.

Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon. Hizbullah tak tinggal diam sejak Israel menginvasi Jalur Gaza Palestina untuk melawan kelompok Hamas.

Hizbullah yang kuat di Lebanon mulai menyerang posisi Israel.

Mereka menembakkan roket dan mortir ke wilayah Israel untuk mendukung Hamas di Gaza. Meski tidak seserius eskalasi antara Israel dan Hamas, serangan-serangan tersebut telah meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Hizbullah tertarik pada konflik melawan Israel karena mereka mendukung perjuangan Palestina. Selain itu, kelompok militan tersebut memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Hizbullah yang dianggap sebagai kelompok Syiah juga berupaya memperkuat posisi politik dan militernya di Lebanon.

Halaman berikutnya

“Kami sudah dekat, tapi tidak ada yang akan dilakukan sampai semuanya selesai,” kata pejabat itu.



Sumber