Kamis, 28 November 2024 – 03:06 WIB
Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan investasi Apple senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun (kurs Rp 15.931,62) untuk tahun 2024-2026.
Baca juga:
Menteri Perindustrian menolak tawaran “bye-bye” iPhone 16 dari Apple
Penolakan ini membuat Apple kembali tak mampu meyakinkan pemerintah Indonesia untuk merilis iPhone 16 yang baru diluncurkan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan keputusan tersebut didasarkan pada penilaian terhadap empat aspek kewajaran yang tidak terpenuhi dalam usulan investasi Apple.
Baca juga:
Pertarungan Kecepatan iPhone 16 dan Samsung Galaxy S24 5G, Siapa Pemenangnya
1. Perbandingan investasi yang tidak adil
Baca juga:
Grace Tahir meramalkan kepada Elon Musk dua orang yang mampu menyalip kekayaan Steve Jobs
Agus menilai janji investasi Apple senilai US$100 juta dinilai terlalu kecil dibandingkan investasinya di negara lain, seperti Vietnam.
Di negara tersebut, Apple telah berinvestasi sebesar 400 triliun dong Vietnam atau setara Rp 255 triliun.
Kementerian Perindustrian merekomendasikan Apple untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia sehingga dapat menghilangkan ketergantungan terhadap skema investasi berkala yang ditawarkan setiap tiga tahun sekali.
2. Belum terlaksananya pembangunan fasilitas produksi
Investasi Apple juga tidak seberapa jika dibandingkan dengan komitmen merek teknologi besar lainnya seperti Samsung dan Oppo. Kedua perusahaan tersebut mendirikan pabrik dan toko retail resmi di berbagai wilayah Indonesia.
Di sisi lain, Apple belum memiliki fasilitas manufaktur atau toko resmi di Indonesia. Selama ini produk Apple yang dijual di Indonesia, seperti iPhone, merupakan barang impor.
3. Tidak memberi nilai tambah
Menurut Kementerian Perindustrian, usulan investasi Apple senilai US$100 juta tidak memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Indonesia, termasuk kontribusinya terhadap pendapatan pemerintah.
Hingga saat ini, Apple lebih fokus pada program seperti Apple Developer Academy untuk mengembangkan talenta lokal, namun belum berinvestasi pada fasilitas manufaktur atau aktivitas yang secara langsung merangsang pertumbuhan ekonomi.
Akibatnya, pemerintah menilai investasi tersebut tidak mencerminkan komitmen sejati Apple dalam meningkatkan potensi ekonomi Indonesia melalui peningkatan ekspor, penciptaan rantai pasokan lokal, atau peningkatan pembayaran pajak.
4. Kesempatan kerja yang masih minim
Terakhir, Kementerian Perindustrian menilai investasi Apple tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
Apple masih mengandalkan produk impor tanpa membangun fasilitas manufaktur di Indonesia. Alhasil, dampak investasi Apple terhadap pengurangan pengangguran di Tanah Air dinilai sangat minim.
Dengan ditolaknya tawaran tersebut, maka iPhone 16 series tidak akan resmi dijual di Indonesia.
Berdasarkan evaluasi teknokratis, angka yang belum terpenuhi (alias) itu tidak sesuai dengan yang kami anggap wajar, kata Agus, dilansir Antara, Selasa (26/11/2024).
Pemerintah berharap dalam proposal investasi berikutnya, Apple menawarkan investasi yang lebih besar dan memberikan komitmen yang lebih jelas untuk mendukung pengembangan industri lokal dan tenaga kerja.
Halaman selanjutnya
Kementerian Perindustrian merekomendasikan Apple untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia sehingga dapat menghilangkan ketergantungan terhadap skema investasi berkala yang ditawarkan setiap tiga tahun sekali.