PBB menyerukan gencatan senjata di Timur Tengah untuk mengakhiri penderitaan warga sipil

Rabu, 27 November 2024 – 14:10 WIB

Jenewa, VIVA – Volker Turk, Ketua Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan keprihatinan mendalam atas semakin memanasnya konflik di Timur Tengah. Dalam pernyataannya pada Selasa, 26 November 2024, ia menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di seluruh wilayah yang terkena dampak, termasuk Lebanon, Israel, dan Gaza.

Baca juga:

Lebanon-Israel sepakat untuk mengakhiri konflik, Komisi Eropa berterima kasih atas ‘berkurangnya pengaruh Hizbullah’

Berapa banyak lagi orang yang harus mati sebelum pihak-pihak yang bertikai mengakhiri penderitaan ini? tanya menurut berita Turki Agensi Anadolu.

Volker Turk, kepala Hak Asasi Manusia PBB

Baca juga:

Perdana Menteri Lebanon Sambut Baik Perjanjian Damai dengan Israel, Apa Reaksi Hizbullah?

Dia menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri tragedi yang diderita oleh orang-orang yang tidak bersalah adalah dengan mengakhiri kekerasan melalui gencatan senjata sepenuhnya.

Turk telah merilis informasi mengejutkan dari Lebanon, di mana puluhan orang tewas dalam serangan udara Israel antara tanggal 22 dan 24 November. Di antara para korban terdapat delapan anak-anak, 19 perempuan dan tujuh pekerja medis.

Baca juga:

Seorang anggota parlemen Lebanon mengklaim perjanjian gencatan senjata dengan Israel hampir tercapai

Serangan-serangan ini juga menghancurkan fasilitas kesehatan, sehingga semakin mempersulit bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.

“Petugas layanan kesehatan yang bertugas menyelamatkan nyawa harus dihormati dan dilindungi dalam segala situasi,” kata Turk.

Ia menambahkan, serangan terhadap personel medis merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Selain itu, Turk mencatat hampir separuh serangan terhadap tim medis di Lebanon berakhir dengan kematian. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan konflik lain di dunia saat ini.

Hal ini menunjukkan betapa buruknya dampak perang terhadap warga sipil, terutama mereka yang berada di garis depan bantuan kemanusiaan.

Dia meminta Israel mengambil langkah tegas untuk melindungi pekerja medis dan menjamin keselamatan warga sipil.

“Tindakan militer yang tidak menaati prinsip kehati-hatian, pembedaan, dan proporsionalitas akan memperburuk penderitaan umat manusia,” ujarnya.

Sejak Oktober tahun lalu, Israel telah meningkatkan serangan militernya terhadap Lebanon, mengklaim telah menargetkan kelompok Hizbullah. Menurut otoritas kesehatan Lebanon, serangan-serangan ini telah menewaskan lebih dari 3.760 orang, melukai lebih dari 15.700 orang dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.

Pada tanggal 1 Oktober tahun ini, Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan dan memperluas konflik. Serangan-serangan ini menghancurkan infrastruktur sipil dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Halaman selanjutnya

Ia menambahkan, serangan terhadap personel medis merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Halaman selanjutnya



Sumber