Kamis, 28 November 2024 – 17.03 WIB
Istanbul, VIVA – Organisasi-organisasi Arab dan Islam menyambut baik perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, dan menekankan bahwa hal itu akan membuka jalan bagi diakhirinya agresi Israel terhadap Gaza, yang memasuki tahun kedua.
Baca juga:
Serangan Meningkat di Gaza, PBB Minta Jaminan Keselamatan Pekerja Kemanusiaan
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Liga Arab dan gerakan Houthi Yaman mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dukungan mereka terhadap kesepakatan tersebut.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal OKI Hissain Brahim Taha menyambut baik gencatan senjata tersebut dan meminta semua pihak untuk sepenuhnya menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menguraikan syarat perdamaian antara Israel dan Lebanon.
Baca juga:
Hizbullah mengaku berhasil mengalahkan Israel di Lebanon
Taha menyatakan harapannya bahwa perjanjian tersebut akan segera mengakhiri agresi Israel di Gaza dan wilayah pendudukan Palestina lainnya.
Baca juga:
Presiden Tiongkok Xi Jinping: Solusi Dasar Dua Negara untuk Perdamaian Palestina
Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi juga menyambut baik perjanjian gencatan senjata tersebut, menekankan bahwa ini harus menjadi langkah serius untuk mengakhiri perang di Lebanon, memastikan penarikan Israel dari wilayah Lebanon dan menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Dia meminta semua pihak dalam perjanjian tersebut untuk berkomitmen penuh dalam berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas regional.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Abul Ghait juga menyambut baik penerapan perjanjian gencatan senjata tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk mengurangi ketegangan dan mencegah pertumpahan darah.
Dia menekankan perlunya Israel menyelesaikan penarikan pasukannya dari seluruh wilayah Lebanon dan agar para pengungsi kembali ke rumah mereka. Dia juga menyerukan upaya yang lebih besar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza sesegera mungkin.
Mohammed Abdelsalam, juru bicara gerakan Houthi Yaman, menyatakan keyakinannya terhadap pilihan perlawanan Lebanon, dengan mengatakan ketahanan kelompok Hizbullah Lebanon telah memaksa Israel untuk menerima gencatan senjata.
Gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu pagi untuk mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan Hizbullah.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel akan secara bertahap menarik pasukannya ke selatan perbatasan Garis Biru, sementara tentara Lebanon akan mengerahkan pasukannya di Lebanon selatan selama tidak lebih dari 60 hari.
Implementasi perjanjian tersebut akan diawasi oleh Amerika Serikat dan Perancis. Namun, rincian mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Lebih dari 3.800 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon dan lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. (semut)
Halaman selanjutnya
Sumber: reuters.com