Kamis, 28 November 2024 – 21.30 WIB
Jakarta – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjelaskan masa depan cerah industri halal Indonesia. Sejumlah aspek bisnis dan pembiayaan syariah menunjukkan perkembangan positif, terutama pasokan produk halal yang masih jauh dari permintaan global.
Baca juga:
BCA Syariah mengadakan workshop yang mendorong keterampilan literasi keuangan syariah
Direktur Infrastruktur dan Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Amir Hidayat mengatakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berada pada jalur hijau. Pada Agustus 2024, total aset keuangan syariah mencapai Rp2.751,7 triliun atau meningkat 12,9%. Dari tahun ke tahun.
Pencapaian ini seiring dengan peningkatan aset keuangan syariah global. Pada 2021-2022 nilainya hanya USD 3,958 triliun atau Rp 63,318 triliun. Jumlah tersebut meningkat sekitar 66,45% menjadi USD 5,955 triliun atau setara dengan Rp 95,280 triliun.
Baca juga:
Pasar saham Asia menguat, dan investor menyambut data inflasi Jepang sebagai pendorongnya
Sertifikasi halal pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga 30 September 2024, pemerintah telah menerbitkan 1.983.762 sertifikat halal, meningkat 4 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca juga:
Hal inilah yang harus dilakukan Timnas Indonesia jika ingin lolos ke Piala Dunia 2026 usai taklukkan Arab Saudi.
Selain itu, pada tahun 2023, ekspor produk halal Indonesia mencapai nilai nominal USD 50,5 miliar atau Rp 801,2 triliun. Pangsa pasar perbankan syariah dalam negeri juga menunjukkan tren peningkatan yakni sebesar 7,33 persen pada Agustus 2024.
Kinerja bisnis yang positif dan pembiayaan syariah memberikan kontribusi sebesar 46,72 persen atau sekitar Rp 9,761 triliun terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Capaian tersebut mewakili peningkatan sebesar 0,19 persen tahun ke tahun (tahun).
Amir mengatakan pengeluaran masyarakat muslim global akan terus meningkat, hal ini menunjukkan adanya peluang besar bagi perkembangan ekonomi syariah global. Pada tahun 2022, belanja konsumen Muslim global di enam sektor ekonomi riil akan mencapai $2,29 triliun dan diperkirakan akan mencapai $3,1 triliun pada tahun 2027.
Enam industri halal yang terus berkembang antara lain makanan halal, pakaian jadi, media dan rekreasi, perjalanan, farmasi (obat-obatan), dan kosmetik. Permintaan produk halal bahkan belum terpenuhi di negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Situasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri halal tanah air guna memenuhi permintaan produk halal di seluruh dunia dan kawasan OKI. Ingat, jumlah transaksinya sangat besar.
Kebutuhan makanan dan minuman halal mencapai Rp1,630 triliun, sedangkan Indonesia hanya berhasil mengantongi Rp119 triliun. Operasi ekspor fesyen muslimah hanya mencapai Rp6 triliun dengan nilai pasar Rp268 triliun.
Produk kosmetik halal asal Indonesia hanya meraup Rp7 triliun, sedangkan perkiraan nilai pasar di kawasan OKI sebesar Rp123 triliun. Keuntungan sektor farmasi mencapai Rp390 miliar, sedangkan Indonesia hanya mencapai Rp1,3 triliun.
“Indonesia memiliki prospek yang besar terhadap pengembangan industri syariah, sehingga penting untuk mengembangkan industri keuangan syariah secara optimal,” kata Amir.
Halaman selanjutnya
Enam industri halal yang terus berkembang antara lain makanan halal, pakaian jadi, media dan rekreasi, perjalanan, farmasi (obat-obatan), dan kosmetik. Permintaan produk halal belum terpenuhi bahkan di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).