Lin Yu-ting mengundurkan diri dari kompetisi tinju dunia karena masalah gender

Jumat, 29 November 2024 – 03:26 WIB

Jakarta – Petinju wanita Taiwan Lin Yu-ting terpaksa menarik diri dari acara tinju internasional di Inggris setelah ditanyai oleh penyelenggara tentang jenis kelaminnya.

Baca juga:

Tingkah aneh Mike Tyson jadi sorotan usai dikalahkan Jake Paul

Lin peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu sebelumnya dijadwalkan tampil di final Piala Tinju Dunia di Sheffield. Namun, setelah menemui masalah tersebut, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan.

Petinju wanita Taiwan Lin Yu-ting

Baca juga:

Tanggapan Anindya Bakri usai menerima penghargaan dari Kemenpora

Kompetisi ini akan diselenggarakan oleh organisasi tinju internasional baru, World Boxing, yang didirikan pada tahun 2023. Organisasi ini masih dalam proses menyusun aturan dan kebijakan, termasuk terkait kesetaraan gender.

Sebelum pertarungan, Tinju Dunia meminta Taiwan menyerahkan dokumen dan informasi medis tentang Lin.

Baca juga:

24 siswa bertarung di liga tinju universitas

Menurut administrasi olahraga Taiwan, Lin memenuhi semua persyaratan untuk berkompetisi sebagai wanita. Hal itu dibuktikannya di Olimpiade Paris yang berhasil meraih medali emas di kategori tinju putri.

Namun Tinju Dunia belum memiliki aturan khusus yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Selain itu, mereka tidak memiliki prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi medis para atlet, yang menjadi perhatian tim Taiwan.

Lynn akan menjalani pemeriksaan medis langsung di Inggris untuk membuktikan kelayakannya. Namun tawaran tersebut tidak diterima oleh World Boxing.

Akibatnya, staf pelatih dan ofisial olahraga Taiwan memutuskan untuk menarik Lin dari kompetisi untuk menghindari tekanan lebih lanjut.

“Dia seorang wanita, dia memenuhi semua persyaratan dan membuktikan kemampuannya untuk berkompetisi. “Tetapi kami tidak ingin dia menderita lebih jauh lagi,” kata Otoritas Olahraga Taiwan.

Lin dan petinju Aljazair Imane Khelief menghadapi masalah serupa pada kejuaraan dunia Asosiasi Tinju Internasional (IBA) tahun lalu.

Saat itu, Presiden IFA Umar Kremlev mengatakan hasil “pemeriksaan genetik” menunjukkan bahwa keduanya berjenis kelamin laki-laki.

Namun, IOC membela Lin dan Khelif dengan mengatakan keduanya terlahir sebagai perempuan dan memiliki paspor resmi untuk membuktikan identitas mereka.

IOC juga menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa mereka adalah transgender. Lin kemudian diizinkan berkompetisi di Olimpiade Paris dan memenangkan medali emas, yang merupakan suatu kehormatan besar bagi Taiwan.

Halaman selanjutnya

Akibatnya, staf pelatih dan ofisial olahraga Taiwan memutuskan untuk menarik Lin dari kompetisi untuk menghindari tekanan lebih lanjut.

Halaman selanjutnya



Sumber