Kamis, 28 November 2024 – 18.20 WIB
VIVA – Di luar dugaan, Rusia yang memiliki jumlah hulu ledak nuklir terbanyak di dunia ternyata masih menyimpan senjata super rahasia. Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko menginformasikan hal ini.
Baca juga:
Dengan kejamnya, sersan TNI ini diseret ke pengadilan lalu ditangkap
Matviyenko mengumumkan hal ini pada pertemuan Dewan Federasi Rusia yang diadakan di Moskow pada 27 November 2024.
Seorang politisi partai Rusia Bersatu mengungkap senjata rahasia tersebut setelah militer Rusia berhasil menyerang wilayah Dnieper Ukraina menggunakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) Oreshnik, atau RS-26 Rubezh.
Baca juga:
Penerbang tempur kini ajudan Presiden Prabowo, Kolonel Anton meraih 2 penghargaan Sesko Award TNI
Departemen Pertahanan AS (DoD) mengumumkan bahwa pada 21 November 2024, sebuah rudal menghantam Ukraina timur, menewaskan lebih dari 50 warga sipil.
Baca juga:
Pasukan Rusia telah mengumpulkan puluhan rudal untuk membombardir Ukraina
Inilah yang Matviyenko sebut sebagai tindakan geopolitik rezim Vladimir Putin yang modern dan paling kuat.
Pada pertemuan Dewan Federasi, Matvienko menyebut keberhasilan demonstrasi Oreshnik sebagai gerakan geopolitik modern yang paling kuat.
“Kami mempunyai alat, termasuk senjata super, untuk respons yang nyata dan tak terelakkan. Seperti yang dikatakan Presiden (Putin), akan selalu ada respons,” kata Matvienko.
Matviyenko juga mencatat bahwa operasi militer Rusia merupakan respons yang dapat diterima. Sebab, negara bukanlah pihak yang memaksakan eskalasi.
“Sekarang, menurut saya, tidak ada yang meragukan jawabannya akan memadai,” lanjut Matviyenko. VIVA militer dari kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Menurut informasi yang diberikan VIVA militer dari ReutersPada November 2023, Rusia menempati peringkat pertama di antara negara-negara dengan jumlah senjata nuklir terbesar, dengan 5.580 buah.
Halaman selanjutnya
“Kami mempunyai alat, termasuk senjata super, untuk respons yang nyata dan tak terelakkan. Seperti yang dikatakan Presiden (Putin), akan selalu ada respons,” kata Matvienko.