Jumat, 29 November 2024 – 14:44 WIB
Jakarta – Ken Setiawan, mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), mengatakan penangkapan sejumlah anggota NII di empat provinsi baru-baru ini membuktikan bahwa kelompok teroris radikal terus mengancam kedaulatan Indonesia.
Baca juga:
Uni Eropa mengingatkan seluruh negara anggotanya untuk mematuhi surat perintah penangkapan Netanyahu
Ancaman NII tidak pernah hilang. Kalau kita lihat, NII adalah ibu kandung dari semua kelompok teroris yang ada di Indonesia, seperti Jemaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ibu di Indonesia memang NII. ,” kata Ken Setiawan pada Jumat, 29 November 2024.
Hingga saat ini, menurut Ken, jaringan atau sel NII masih aktif dan terus bersatu. “Jaringan NII masih berkumpul di beberapa komando daerah. Masih berkumpul di tingkat pimpinan,” kata pendiri NII Crisis Center ini.
Baca juga:
Profil Brigjen Alexander Sabar, Mantan Perwira Tinggi Densus 88, Kini Dirut Komdigi
Ken menemukan NII masih berkembang di sejumlah daerah yang terbagi dalam sembilan Komando Daerah (KW). Pemekaran wilayahnya meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. “Masing-masing daerah punya ciri khasnya masing-masing. Mereka bertindak sesuai kearifan lokalnya,” ujarnya.
Menurut dia, anggota NII menggunakan strategi kamuflase atau berbaur dengan masyarakat dengan berkedok organisasi sosial agar tidak mudah terdeteksi. “Mereka sangat pandai dalam berkomunikasi, menyamarkan dan menyembunyikan identitasnya sehingga banyak orang yang tidak mengetahui bahwa aliran NII menyebar di sekitar mereka,” kata Ken.
Baca juga:
Di Kementerian Komunikasi dan Teknologi, Densus 88 Jenderal sedang menunggu izin antiteror
Selain itu, Ken, NII masih aktif merekrut anggota baru untuk mendukung tujuannya mendirikan negara Islam di Indonesia. “Semua orang punya peluang mendapat pekerjaan di NII, tapi yang utama adalah generasi muda. Pendekatannya adalah persahabatan dan kekeluargaan,” ujarnya.
Ken berharap sejumlah lembaga antiterorisme seperti Pasukan Khusus 88 Anti Terorisme (Densus 88) Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melanjutkan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran ideologi NII di masyarakat , tentunya selain menyediakan anggota NII.
“Sampai saat ini apa yang dilakukan Densus 88 dan BNPT sudah baik. Tapi mungkin perlu ditingkatkan dari sisi pencegahannya. Oleh karena itu, menurut saya, perlu adanya peningkatan komunikasi konsep keberagaman dan kebangsaan kepada masyarakat. lapisan masyarakat bawah,” katanya. Ken.
Ia juga berharap masyarakat mewaspadai penyebaran ideologi radikal NII di lingkungannya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memperkuat diri dan menjauhkan diri dari hubungan yang tidak tertahankan. “Kalau benih-benih intoleransi sudah ada, seperti yang berbeda dianggap kafir, saya kira itu langkah awal masyarakat menjadi teroris,” kata Ken.
Sebelumnya, Densus 88 menangkap delapan teroris anggota NII di empat provinsi pada Selasa, 19 November 2024. Delapan tersangka ditangkap di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.
Densus 88 menyita sejumlah barang bukti terkait penangkapan delapan tersangka tersebut, antara lain satu set materi pelatihan NII, satu set pengumuman NII, buku Daulah Islamiya, dan satu set bertajuk Komando Tertinggi Angkatan Bersenjata. Negara Islam Indonesia.
Halaman berikutnya
“Sampai saat ini apa yang dilakukan Densus 88 dan BNPT sudah baik. Tapi mungkin perlu ditingkatkan dari sisi pencegahannya. Oleh karena itu, menurut saya, perlu adanya peningkatan komunikasi konsep keberagaman dan kebangsaan kepada masyarakat. lapisan masyarakat bawah,” katanya. Ken.