Airlangga: Biodiesel B40 akan diperkenalkan mulai 1 Januari 2025

Jumat, 29 November 2024 – 14:36 ​​WIB

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) memastikan kepada Airlang bahwa produk biofuel atau biodiesel Hartarto B40 akan tetap diterapkan pada 1 Januari 2025. Diakuinya, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pemerintah.

Baca juga:

Nigeria dan Kongo diterima sebagai pengamat CPOPC

“Kami memutuskan untuk meluncurkan biodiesel B40 mulai 1 Januari 2025,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Hotel Four Seasons Jakarta, Jumat, 29 November 2024.

Biodiesel. Sumber foto: bpdp.or.id.

Baca juga:

Menko Airlang: Keterlambatan penerapan PPN 12% dibahas

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan pemerintah akan meningkatkan produksi kelapa sawit nasional untuk kuota B40.

“Kami sudah memutuskan penambahan volume untuk kuota tersebut dan saya kira dengan skema yang ada saat ini, BPDPKS siap mendanai untuk menutupi selisih harga CPO dan minyak tanah,” imbuhnya.

Baca juga:

Pemerintah akan menggelar Harbolnas yang diharapkan dapat meningkatkan nilai transaksi sebesar 16 persen

Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman mengatakan bahan bakar Biodiesel B50 rencananya akan diterapkan pada tahun 2026. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan mengurangi kuota ekspor sawit untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menurut Amran, setidaknya diperlukan 5,3 juta ton minyak sawit mentah (CPO) untuk memproduksi 50 persen bahan bakar minyak sawit yang dicampur solar. Pemerintah juga menjelaskan pihaknya berencana memproduksi B50 pada waktu yang bersamaan.

“B50 akan kita rancang dulu karena bahannya cukup, kita hanya membutuhkan 5,3 juta ton CPO,” kata Amran kepada wartawan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.

Amran mengatakan Indonesia sudah memiliki pabrik untuk memproduksi B50 dan pemerintah tinggal meningkatkan kapasitasnya. Ia pun meyakinkan pasokan CPO cukup untuk memproduksi B50.

“CPO kita produksinya 46 juta ton, sekarang kita sendiri yang pakai 20 juta ton. Kita ekspor 26 juta ton, kalau dapat 5,3 juta ton berarti tidak ada masalah kan? Karena kita punya 26 juta ton, kita ekspor ton,” dia menjelaskan.

Namun, Amran mengatakan untuk produksi B50, pemerintah akan mengurangi kuota ekspor CPO. “Kita kurangi berdasarkan kebutuhan internal. Kita utamakan kebutuhan internal,” jelasnya.

Halaman berikutnya

“B50 akan kita rancang dulu karena bahannya cukup, kita hanya membutuhkan 5,3 juta ton CPO,” kata Amran kepada wartawan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.

Halaman berikutnya



Sumber