Jumat, 29 November 2024 – 19:01 WIB
Jakarta – Menteri Pertanian dan Komoditas Malaysia Johari Abdul Ghani mengajak investor Indonesia untuk berpartisipasi menjadi pemasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Baca juga:
Indonesia dan Malaysia terus bekerja sama dengan satuan tugas untuk menantang peraturan deforestasi UE
Menurut Johari, Indonesia mempunyai sumber daya untuk menghasilkan SAF sebagai negara dengan potensi kelapa sawit terbesar di dunia.
“Saya menyambut investor Indonesia untuk bekerja sama dengan Malaysia. Inilah cara kita memulai SAF sebagai dua negara untuk menjadi salah satu pemasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan dunia,” kata Johari dalam konferensi pers di Hotel Four Seasons. Jakarta, Jumat 29 November 2024.
Baca juga:
Hilirisasi mendorong peningkatan investasi dan pertumbuhan lapangan kerja
“Ini peluang karena kita punya banyak sumber daya yang bisa digunakan untuk memproduksi SAF,” ujarnya.
Baca juga:
Nigeria dan Kongo diterima sebagai pengamat CPOPC
Menurut Johari, saat ini baru ada dua perusahaan yang berminat membangun kilang SAF. Salah satunya adalah Petronas, perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia.
“Perusahaan kita yang dipimpin pemerintah, Petronas, juga berencana membangun pabrik SAF berkapasitas 650.000 metrik ton,” jelasnya.
Namun, Johari mengatakan pemerintah Malaysia belum menetapkan target penggunaan SAF pada bahan bakar jet. Pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan menggunakan 1 persen atau 2 persen.
“Jadi mandatnya masih belum diputuskan. Mau pakai SAF 1 persen atau 2 persen di bahan bakar jet, itu yang belum kita putuskan. Masih dalam proses,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penggunaan SAF harus terus dibahas di forum internasional. Namun, ia menekankan kehati-hatian, karena beberapa negara melarang penggunaan minyak sawit.
“Kita harus hati-hati karena ada kampanye di luar. Bahkan SAF pun tidak mengakui CPO,” imbuhnya.
Halaman berikutnya
Sumber: VIVAnews/Muhamad Salihin