Jumat, 29 November 2024 – 19:26 WIB
Istanbul, VIVA – Badan pengungsi PBB UNRWA mengatakan pada Jumat, 29 November 2024 bahwa pemboman terhadap warga sipil di Jalur Gaza tahun lalu merupakan yang paling mematikan sejak Perang Dunia II.
Baca juga:
UNRWA: Israel terus memblokir bantuan, warga Gaza ‘sangat sedih’
Dalam pernyataannya pada Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, UNRWA berfokus pada penderitaan pengungsi Palestina, dan menyebut situasi di Gaza sebagai “krisis pengungsi terpanjang di dunia yang belum terselesaikan.”
Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, yang diakui oleh PBB sejak tahun 1977, diperingati setiap tanggal 29 November untuk memperingati Resolusi Majelis Umum PBB 181.
Baca juga:
Puluhan anggota parlemen Inggris menyerukan pemerintah untuk memberikan sanksi kepada Israel
Dalam resolusi yang diadopsi pada tanggal 29 November 1947, wilayah Palestina akan dibagi menjadi “negara Arab” dan “negara Yahudi”.
Baca juga:
Netanyahu mengatakan perang di Lebanon belum berakhir meski telah menyetujui gencatan senjata
Israel telah melancarkan perang dan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas.
Perang Israel telah menewaskan lebih dari 44.300 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.900 orang.
Genosida Israel di Gaza, yang kini memasuki tahun kedua, menuai kecaman luas dari dunia internasional.
Blokade bantuan Israel dipandang sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan penduduk Palestina.
Pekan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Mereka diduga melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang mematikan di wilayah kantong Palestina. (semut)
Halaman berikutnya
Perang Israel telah menewaskan lebih dari 44.300 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.900 orang.