Aktivitas vulkanik Gunung Slamet meningkatkan potensi risiko, BPBD mengimbau masyarakat tetap tenang

Minggu, 1 Desember 2024 – 14:20 WIB

Purvokerto, VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mengimbau masyarakat di Jawa Tengah tetap tenang dan tidak terpengaruh berbagai permasalahan terkait meningkatnya aktivitas gunung berapi di Gunung Slamet.

Baca juga:

Gunung Karangetang dalam status siaga III, masyarakat diimbau menjauh

Berdasarkan siaran pers Badan Geologi pada 29 November 2024, aktivitas seismik vulkanik di Gunung Slamet disebutkan meningkat, namun kami mengimbau masyarakat tetap tenang, kata Budi Nugroho, Kepala BPBD Kabupaten Banyumas. Purwokerto, Banyumas, Minggu 1 Desember 2024.

Menurut dia, dalam hal ini Badan Geologi melaporkan tercatat terjadi gempa vulkanik dalam pada periode pengamatan 9 Mei 2024 hingga 19 Mei 2024 yang mengindikasikan adanya cadangan magma di permukaan bumi.

Baca juga:

Menurut PVMBG, sisa letusan Karangetang berpotensi menjadi banjir material vulkanik.

Pusat Wisata Bukit Tangkeban di kaki Gunung Slamet, Pemalang, Jawa Tengah

Setelah dilakukan pencatatan gempa vulkanik dalam, terjadi peningkatan amplitudo getaran permanen dan peningkatan gempa vulkanik dangkal dan gempa bumi. frekuensi rendahdan angin gempa.

Baca juga:

Letusan Gunung Levotobi jantan, tinggi kolom abu mencapai 8000 meter

Selain itu, tercatat gempa non harmonik pada pukul 07.35 WIB hingga 07.46 WIB pada 28 November 2024 yang diikuti peningkatan amplitudo gempa secara terus menerus.

Hasil data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah Gunung Slamet yang dapat menimbulkan gempa dangkal dan erupsi.

Survei Geologi menyebutkan potensi ancaman terhadap Gunung Slamet saat ini adalah letusan freatik atau magmatik yang dapat menyebabkan keluarnya material beku ke area sekitar puncak dalam radius 2 kilometer, kata Budi.

Gunung Slamet di Jawa Tengah

Gunung Slamet di Jawa Tengah

Foto:

  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Selain itu, kata dia, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah atau melanda wilayah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.

Kendati demikian, kata dia, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan Survei Geologi hingga 29 November 2024 dan ancaman bahaya yang mungkin terjadi, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih pada level II atau Waspada.

Sehubungan dengan itu, Survei Geologi mengimbau masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beroperasi dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet. Pemantauan intensif sedang dilakukan Pusat untuk menilai aktivitas Gunung Slamet. Vulkanologi dan mitigasi dampak bencana geologi,” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan agar masyarakat di sekitar Gunung Slamet tetap tenang dan tidak menyebarkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab tentang aktivitas Gunung Slamet serta selalu menghubungi BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Banyumas harus mengikuti petunjuk.

“Tempat wisata alam di sekitar Baturraden Kabupaten Banyumas masih aman bagi wisatawan karena jauh dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Budi.

Gunung Slamet yang terletak di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes terakhir kali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada bulan Maret hingga September 2014, setelah itu letusannya menghasilkan abu dan pijar di sekitar kawah (strombolia) yang meletus . tipe ledakan).

Aktivitas vulkanik Gunung Slamet kembali meningkat pada akhir tahun 2023, sehingga status Gunung Slamet menjadi Level II atau Waspada per tanggal 19 Oktober 2023. (semut)

Halaman berikutnya

Hasil data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah Gunung Slamet yang dapat menimbulkan gempa dangkal dan erupsi.

Halaman berikutnya



Sumber